Mengangkat Kaum Difabel dengan Bisnis Ojek

Bisnis ojek khusus kaum difabel  yang dibuka Triyono ini tergolong unik dan belum dilirik banyak pengusaha pada umumnya.
Bisnis ojek khusus kaum difabel yang dibuka Triyono ini tergolong unik dan belum dilirik banyak pengusaha pada umumnya.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Daru Waskita

Menurutnya dengan sistem pemesanan secara online, telepon WhatsApp atau melalui aplikasi kemudahan para pengemudi ojek online difabel ini untuk mendapatkan pesanan meski semua pesanan pendistribusiannya masih ditangani dari operator di kantor Difa.

"Makanya hampir semua unit armada ojek difabel online ini stand by atau menunggu calon penumpang di kantor Difa bukan mangkal disembarang tempat atau berkeliling mencari konsumen,"ungkapnya.

Dalam satu hari kata Triyono para pengemudi ojek difabel ini paling sedikit mendapatkan satu pesanan namun tidak menutup kemungkinan mendapatkan empat kali pesanan.

"Dulu kalau cari uang Rp 10 ribu saja susah. Sekarang minimal kera Rp 20 ribu didapat bahkan bisa di atas Rp 100 ribu. Nah kita mendapatkan pembagian 30 persen dari pesanan yang dikerjakan oleh pengemudi ojek difabel online itu,"ungkapnya.

Terasa Manfaatnya

Pria yang segera menikah pada tahun 2017 ini mengaku untuk merakit ojek motor untuk difabelkan kepada para pembuat las berlangganan di Kawasan Padokan, Bantul dan rakitannya sudah sesuai standar keamanan dan tidak melanggar aturan dari Dishub. "Pengemudi ojek difabel online semuanya juga memiliki SIM D sehingga tidak bermasalah dengan kelengkapan berkendara," terangnya.

Usaha ojek Triyono ini dirasakan betul manfaatnya oleh sesama kaum difabel di Yogyakarta. Aris Wahyudi dulunya seorang penjual buah dengan penghasilan tidak sampai Rp50 ribu per hari. Namun sejak menjadi pengojek difabel, nafkahnya meningkat.

Halaman Selanjutnya
img_title