Harga Mobil Daihatsu Tetap Meski Rupiah Melemah, Ini Rahasianya

VIVA Otomotif: Booth Daihatsu di GIIAS 2023
Sumber :
  • VIVA/Yunisa Herawati

Jakarta, 29 November 2023 – Nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar AS sejak Mei tahun ini terus melemah, dan hal tersebut berdampak pada meningkatnya harga-harga berbagai barang termasuk produk otomotif.

Terpopuler: Adu Laris Fortuner vs Pajero Sport, Shin Tae-yong Mudah Beli Palisade

Meski demikian, PT Astra Daihatsu Motor mengaku belum berencana menaikkan harga mobilnya meski kurs rupiah terus tertekan.

Hal ini diungkapkan oleh Marketing Director and Corporate Planning & Communication Director ADM, Sri Agung Handayani, dalam wawancara dengan media belum lama ini di Jakarta.

Tabrak dan Hendak Rampas Mobil, 6 Debt Collector Sadis Ditangkap Polres Labusel

"Memang betul ada kenaikan kurs yang cukup signifikan, tetapi tidak langsung dibebankan kepada konsumen. So far, kami mempertimbangkan konsumen jauh lebih penting," ujarnya, dikutip VIVA Otomotif.

VIVA Otomotif: Daihatsu Ayla Sport di GIIAS 2023

Photo :
  • Dok: ADM
Jadwal Mobil SIM Keliling DKI Jakarta, Depok, Bandung, Bekasi Sabtu 27 April 2024

Menurut Agung, kenaikan kurs rupiah berdampak pada biaya produksi mobil, terutama bahan baku impor. Namun, ADM bisa menahan kenaikan harga berkat penggunaan konten lokal yang jumlahnya sangat banyak.

"Konten lokal kami cukup tinggi. Jadi, kami semuanya tidak bergantung pada impor. Kebetulan, produk-produk kami konten lokalnya sudah rata-rata 80 persen," tuturnya.

Terkait dengan pasar otomotif Indonesia pada tahun ini, Agung mengaku ada kenaikan tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, hingga Oktober kemarin penjualan kendaraan bermotor roda empat atau lebih secara retail sales mencapai 825.691 unit atau naik 0,4 persen dari periode yang sama di tahun lalu

Agung menilai, pasar otomotif Indonesia pada semester 1 tahun 2023 sangat baik karena baru lepas dari pandemi. Namun di semester 2, konsumen masih menahan pembelian hingga Pemilihan Umum selesai digelar pada Februari tahun depan.

"Saya rasa pasar di semester satu sangat baik sekali, karena kita baru lepas dari pandemi. Lalu di semester dua, mungkin konsumen masih wait and see terkait dengan tahun politik. Sebagian bisnis (terdampak) dengan exchange rate, mungkin dalam pengambilan keputusannya masih wait and see," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya