Terungkap Alasan Kaum Muda Amerika Tak Tertarik Beli Mobil Listrik

Ilustrasi gambar konsep mobil listrik
Sumber :
  • Carscoops

Amerika Serikat – Tren mobil listrik di Indonesia kian menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Namun hal ini berbeda dengan negara Amerika Serikat.

Ada yang Spesial dari Wuling di Jakarta Fair Kemayoran 2024

Dilansir VIVA Otomotif dari laman Carscoops pada Senin, 27 Mei 2024, sebuah studi terbaru menemukan fakta menarik bahwa sebagian besar pengemudi di Amerika Serikat pada tahun ini cenderung tidak mempertimbangkan untuk membeli mobil listrik dibandingkan 2023.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh J.D. Power untuk laporan tahunan Electric Vehicle Consideration (EVD) kepada lebih dari 8.000 pengemudi antara Januari dan April mengungkapkan, sebanyak 24 persen orang diantaranya masih ragu membeli mobil listrik. Angka tersebut turun dari 26 persen tahun lalu.

Mobil SUV Misterius Siap Mengaspal di GIIAS 2024

Ilustrasi kendaraan listrik.

Photo :
  • carnewschina

Sementara itu, pengemudi yang sudah pasti akan membeli mobil listrik juga menurun dari 61 persen menjadi 58 persen.

Kapal Bertenaga Nuklir Rusia Latihan Rudal di Samudera Atlantik, AS Bantu Awasi

Lebih lanjut, Generasi Y (masyarakat yang lahir antara awal tahun 1980-an dan pertengahan 1990-an) adalah kelompok usia yang berkemungkinan besar membeli kendaraan listrik baru.

Berbanding terbalik dengan Generasi (pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an) mengaku kesulitan dengan tingginya biaya mobil listrik dibandingkan dengan mobil konvensional.

Adapun, kekhawatiran terbesar di antara semua kelompok adalah infrastruktur pengisian daya atau charging station.

Meskipun saat ini sudah lebih banyak charging station di Amerika Serikat dibandingkan tahun lalu, namun hal ini tetap membuat warga di negara ini ragu untuk membeli mobil listrik.

Lebih lanjut, alasan lainnya adalah karena jarak tempuh mobil listrik, waktu pengisian daya, dan tidak adanya charging station di rumah ataupun di tempat kerja.

Analis J.D. pun mengatakan bahwa suku bunga tinggi, harga bensin yang umumnya terjangkau, dan kurangnya pemahaman tentang insentif yang tersedia menjadi hambatan untuk transisi ke mobil listrik.

Studi ini juga mengungkapkan bahwa jumlah pengemudi yang berkendara dalam jarak jauh setiap hari (46-60 menit) dan tertarik untuk menggunakan kendaraan listrik mengalami penurunan yang cukup drastis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya