Logo BBC

Dilan 1991: Nostalgia, Wawancara Pidi Baiq hingga Kontroversinya

- Julia Alazka/BBC News Indonesia
- Julia Alazka/BBC News Indonesia
Sumber :
  • bbc

Ya, boleh-boleh (adanya anggapan itu). Mau menganggap saya, mau menganggap siapa saja, boleh saja. Pokoknya Dilan adalah siapa pun yang ada di novel Dilan sebagai Dilan.

Kabarnya nama Dilan itu ternyata mengacu pada sosok Bob Dylan yang Anda gemari, sementara sosok Milea itu sebenarnya isteri Anda sendiri?

(Tertawa) Enggak .

Setelah novel dan film Dilan meledak, ada beberapa orang melakukan riset untuk memastikan siapa sosok Dilan dalam kehidupan Anda?

Saya tidak pernah memantau hal-hal seperti itu. Saya juga baru tahu ada investigasi seperti itu. Saya menutup mata dan menutup kuping dengan semua hal-hal yang merespon tentang Dilan. Ah, sudahlah.

Masa` kalau saya Leonardo Da Vinci, terus menyimpan banyak rahasia terkait karyanya, masa` Leonardo da Vinci sendiri akan mengungkap rahasia itu. Percuma dong beritahu rahasia di dalam karyanya kalau akhirnya dibuka juga.

Ketika novel Dilan naik, saya enggak berpikir macam-macam. Pokoknya saya mau mengisahkan sosok Dilan. Itu saja. Ketika bikin film pun, saya enggak berpikir macam-macam. Saya cuma mau menerjemahkan novel ke film. Saya tidak ada urusan dengan banyak hal selain itu.

Selain banyak penggemar, ada yang menolak film Anda karena dianggap tidak mendidik , hingga ada penolakan mahasiswa di Makassar . Apa tanggapan A nda?

Biasalah, manusia seleranya berbeda-beda. Sudut pandangnya berbeda-beda. Saya tidak bisa memaksakan bahwa pendapat saya paling benar.

Orang lain juga tidak bisa memaksakan pendapatnya paling benar. Sikap saya: Kalau ada yang menganggap novel Dilan bagus, ya silakan.

Kalau ada yang menganggap novel Dilan tidak bagus, ya silakan juga. Ada yang menganggap novel Dilan memberikan banyak pelajaran, silakan.

Kalau ada yang menyebut novel Dilan, seperti yang mereka bilang, maksiat, ya silakan.

Saya berkarya, setelah itu sudah. Ketika karya saya sudah dilempar ke masyarakat, maka itu adalah milik masyarakat, terserah mereka mau bilang apa.

Bagaimana soal rencana membangun Pojok Dilan, Taman Dilan, atau Hari Dilan , yang mendapat kritikan dan protes dari masyarakat. Apakah Anda merasa mendapat serangan dengan rencana itu?

Pertama, kalau betul-betul ingin Taman Dilan, saya bikin sendiri sajalah di tanah saya. Itu pasti aman.

Tetapi ketika ada gubernur yang mengapresiasi karya saya dan bilang mau bikin pojok Dilan, ya saya hargai. Ya mangga-mangga aja. Silakan. Bahkan ketika ada yang menolaknya, saya mendukung juga.

Saya adalah orang yang menghargai pendapat orang lain. Masa saya menolak dibikin pojok Dilan, ya silakan saja. Saya juga tanya: Untuk apa?

Kalau disebut demi perkembangan literasi, ya saya setuju. Bagus. Terus ada yang menolak, saya setuju juga, silakan. Saya enggak menginginkan apa-apa selain. Maksudnya tidak ingin neko-neko dengan keberhasilan Dilan ini.

Rencana pembangunan taman itu sudah dikomunikasikan dengan A nda?

Ya pasti izin kepada saya, karena saya pemilik novel Dilan. Ketika mereka minta izin, saya bahkan memberikan jawaban: Kenapa harus izin ke saya, justru saya harus bilang terima kasih ke Bandung, karena sudah melahirkan cerita Dilan yang saya angkat. Tapi, kalau benar-benar mau bikin Taman Dilan, saya bikin sendiri saja.

Dengan ramainya rencana pendirian Taman Dilan, apa kah Anda akan mengusulkan ke pada gubernur agar dibatalkan?

Saya pernah terpikir untuk bilang bahwa mendingan dibatalkan saja. Kalau memang mau bikin Taman Dilan, mendingan di tanah saya sendiri. Saya pernah mau ngomong begitu, tapi belum terlaksana.

Artinya, Anda ingin mengatakan, kalau mau membangun taman itu, lebih baik tidak di lahan pemerintah?

Ya. Di tanah saya saja. Bebas... Tapi karena memang bukan keinginan saya, saya harus menghargai ide orang lain, yaitu idenya Gubernur Jawa Barat. Saya juga menghargai ketika ada yang menentangnya.