Lama Tak Terdengar, Sutradara ini 'Hijrah' ke Dunia Digital

Rico Michael
Sumber :
  • Ist

VIVA – Sutradara Rico Michael lama tak terdengar dalam produksi film layar lebar. Saat berbincang dengan wartawan baru-baru ini, rupanya Rico memilih 'hijrah' ke dunia digital. Rico tidak bisa meninggalkan dunia sinematografi yang telah lama digelutinya.

Klarifikasi Sutradara Film Menjelang Magrib Bukan Eksploitasi Agama, Tetapi Isu Sosial

"Fokus saya sekarang lebih tertuju mengawal maupun memproduksi konten-konten video maupun animasi untuk kepentingan editorial juga kampanye digital bagi klien kami. Ini tantangan baru sekaligus menarik buat saya," ujar Rico saat berbincang dengan wartawan baru-baru ini. 

Saat ini, Rico tengah berada dalam perusahaan yang fokus menggarap SEO, data driven, brand publishing expert yang bernama Green Park Content Global. Ia duduk sebagai creative production director Asia Pacific dan tetap konsisten memproduksi karya iklan dan film dengan pendekatan digital. 

Lola Amaria Ceritakan Perjuangan dalam Buat Film Dokumenter, Eksil

Tentu ada perbedaan yang dirasa Rico dalam pekerjaannya saat ini. Tetapi ia tidak mau kalah dan lebih memilih beradaptasi dengan tantangannya yang dihadapinya saat ini. 

“Setiap tantangan pastinya berbeda. Selama kita enjoy melakukannya, semua itu pastinya memberikan pengetahuan menarik buat kita. Inilah yang saya lakoni sekarang,” katanya.

Syuting Film #OOTD di Inggris, Jihane Almira Bangga Pakai Busana Bercorak Budaya Indonesia

Baca juga: Donny Alamsyah Digaet Pria Malaysia?

Persiapan dalam menyiapkan konten akan berbeda dengan layar lebar. Rico sama-sama melakukan riset tapi dengan tujuan yang berbeda. Ia lebih menargetkan personal sata bergerak di dunia digital.

“Di sini bersama tim, kami menyiapkan konten-konten yang sudah di-research hingga bisa memahami perilaku pasar secara personal. Hal semacam ini sesungguhnya menjadi kekuatan besar jika kita ingin menyiapkan film,” katanya.

Meski begitu,  pria yang pernah menyutradarai En6M (2007), Ikhsan: Mama I Love You (2008) dan Solit4ire (2014).? tetap menyimpan harapannya untuk industri film layar lebar Indonesia. Ia ingin suatu saat bisa membuat film tentang keindahan dan kearifan lokal Indonesia.

“Impian itu masih tetap tersimpan. Semoga saja suatu saat bisa terealisasi,” ucap pria yang pernah mengambil kursus penyutradaraan di New York Film Academy, Amerika Serikat ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya