Dituduh Lakukan Penipuan Senilai Rp1,8 Miliar, Vicky Prasetyo Gak Terima

Vicky Prasetyo
Sumber :
  • IG @vickyprasetyo777

JAKARTA – Vicky Prasetyo dikabarkan terlibat dalam dugaan tindak penipuan senilai Rp1,8 miliar rupiah. Kabar ini pun langsung tersebar di berbagai media yang menyebutkan bahwa kejadian itu berawal dari proyek fasilitas olahraga dan venue konser di wilayah Karawang, Jawa Barat.

Punya Banyak Proyek Properti di Bandung Raya, APLN Pede Kuasai Pasar Jawa Barat

Menanggapi kabar yang tak menyenangkan ini, Vicky Prasetyo mengaku kaget melihat namanya ada di berbagai pemberitaan. Ia lantas membantah tuduhan telah melakukan dugaan tindak penipuan tersebut. Yuk, scroll untuk tahu cerita lengkapnya.

"Kenapa tiba-tiba ada nilai itu? Saya bukan orang yang dititipkan uang. Angka Rp1,8 miliar itu dari mana? Hasilnya apa?" kata Vicky Prasetyo, di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin 4 Maret 2024.

Chery Perluas Jaringan Diler di Kota Satelit Jakarta

Vicky Prasetyo

Photo :
  • IG @vickyprasetyo777

Di samping itu, Vicky Prasetyo membenarkan bahwa ia punya hubungan kerja sama dengan pihak kontraktor yang pertama kali melaporkannya ke Polres Karawang atas dugaan tindak penipuan itu. Mereka berdua terlibat dalam kontrak untuk membangun sebuah lapangan mini soccer di kawasan Tanjung Pura, Karawang, pada September 2023 lalu. Berdasarkan kesepakatan, seharusnya lapangan itu sudah selesai dikerjakan dalam 50 hari sejak kesepakatan dibuat.

Viral Wanita Ini Ngaku Ditipu Elon Musk, Uang Rp800 Miliar Melayang

"Saya sebagai PT yang memiliki lahan tersebut, dan mereka yang menawarkan diri untuk membangun beberapa proyek di sana, salah satunya lapangan mini soccer internasional itu," jelasnya.

Vicky Prasetyo lantas tidak terima dituduh melakukan tindak penipuan karena ia dan pihak kontraktor sudah sepakat akan melakukan pelunasan ketika lapangan tersebut selesai dikerjakan. Tetapi, sejauh ini proses pengerjaan proyek itu saja masih berjalan sekitar 50 persen.

"Kami punya kesepakatan kalau sudah selesai, baru ada pembayaran. Tidak ada dalam klausul atau perjanjian apa pun yang saya harus membayar setiap progres perkembangan, misalnya termin atau apa, itu tidak ada," kata Vicky Prasetyo.

Melihat perkembangan lapangan itu, Vicky Prasetyo mengaku cukup kecewa karena hasil kerja pihak kontraktor tidak seperti yang ia harapkan. Sejak dibangun, banyak kerusakan yang timbul bahkan sebelum fasilitas di sana bisa digunakan oleh masyarakat.

"Sekarang sudah tidak bisa digunakan dan harus dibongkar karena lapangannya rusak, tergenang di mana-mana," ucap Vicky Prasetyo.

"Ini nggak mungkin bisa dipakai main kalau lapangannya kondisinya kayak gini. Coba anak kalian main di sini, nggak akan bisa. Ini pembangunannya gagal," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya