VIVA – Sebanyak 30 komika berbagi panggung dalam Local Stand Up Day di Ballroom Kuningan City Mall, Jakarta, Sabtu, 7 April 2018 malam. Para komika yang mengisi acara mulai dari Pandji Pragiwaksono, Joshua Suherman, Uus, Indra Jegel dan yang lainnya, tampil dalam enam kategori.
Setiap komika diberi jatah 10 menit untuk naik ke atas panggung. Durasi pagelaran itu pun tak sebentar, yakni 4 jam. Justru dengan cara seperti itu, menurut komika yang juga jadi salah satu panitia, Coki Pardede, merupakan nyawa dari seni stand up comedy.
"Nyawanya stand up comedy adalah panggung off air. Di mana memang acaranya dipakai hanya untuk orang-orang yang sudah setuju dengan acara itu," kata Coki disela-sela acara.
Materi yang dibawakan pun berbeda dengan stand up comedy yang biasa disaksikan di televisi. Mulai dari bahasan, gerak tubuh, hingga penyampaian lebih bebas diekspresikan para komika.
"Mungkin banyak orang yang anggap stand up dari TV, tapi ternyata stand up tuh bukan cuma yang itu loh, ada sisi lain yang mungkin belum diterangi. Nah, kita ingin menerangi sisi yang belum diterangi itu," ujar Joshua.
Tiket untuk bisa menikmati pertunjukan tersebut relatif tak murah. Dijual mulai dari Rp300 ribu, tiket tetap laris terjual. Bagi para komika, harga tiket memiliki dampak untuk memperbaiki ekosistem dalam dunia seni stand up comedy itu sendiri.
"Kita pengin menunjukkan bahwa komedi juga mahal dan bisa dihargai sama kayak konser," kata Coki.
Pekerja Seni: Aturan Tembakau di RPP Kesehatan Harus Dikaji Ulang
Para pelaku seni dan budaya mendesak pemerintah mengkaji ulang serta tidak terburu-buru dalam mengesahkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Kesehatan dan isi tembakau.
