Logo BBC

Sudah Ditutup Jaring, Bau Kali Item Masih Tercium Selama Asian Games?

Penutupan waring untuk mengurangi bau di Kali Item, dekat Wisma Atlet Kemayoran
Penutupan waring untuk mengurangi bau di Kali Item, dekat Wisma Atlet Kemayoran
Sumber :
  • REUTERS/Willy Kurniawan

Sejumlah pekerja terlihat sedang membangun tenda putih berukuran besar di luar bangunan Wisma Atlet yang letaknya persis bersebelahan dengan Kali Sentiong, Kemayoran, Jakarta Pusat. Selama dua pekan sejak 18 Agustus mendatang para atlet Asian Games bakal bersantap pagi, siang, dan malam di tenda ini.

Dengan waktu yang tersisa, pendirian tenda diperkirakan bakal rampung sebelum hari-H. Namun, biang masalah yang belum terpecahkan adalah bau tak sedap yang tercium dari sungai yang sedemikian tercemarnya kemudian dijuluki Kali Item oleh penduduk sekitar.

Sekalipun pemerintah DKI sudah menutup kali itu dengan jaring hitam atau waring, bau busuk masih tercium. Hal ini diungkapkan salah satu warga, Joni Sinulingga ketika ditemui BBC News Indonesia di bantaran Kali Item, Selasa (24/07).

"Ya jelaslah. Cuma karena sudah terbiasa ya baunya duren . Namanya sudah terbiasa kan," ujar Joni sambil terkekeh.

Namun, Biru Suryanto yang tinggal sejauh lima meter dari sungai itu berujar bahwa bau menyengat sudah lebih berkurang dari sebelumnya. Ditambah lagi, jaring yang membentang sepanjang sekitar 600 meter itu justru `mempercantik` kali berwarna hitam itu.

"Berkurang sih, menambah keindahan pemandangan juga," cetusnya.

"Memang sebetulnya harusnya sampai keliling , jadi masyarakat mau buang sampah atau apa, mungkin takut lah," imbuhnya.

Selama bertahun-tahun, sungai itu sangat tercemar dengan limbah domestik yang dibuang masyarakat.

Sekitar dua minggu lalu, pemerintah provinsi DKI Jakarta memutuskan menutupi sungai dengan waring—jaring hitam berbahan nilon yang biasa digunakan untuk tambak ikan—di tengah kekhawatiran pemandangan Kali Item akan merusak pemandangan dan terlalu bau bagi atlet asing selama Asian Games.

"Salah satu caranya adalah dengan mengurangi proses penguapan dari sungai itu adalah dengan diberi kain penutup sehingga tidak terjadi proses evaporasi (penguapan)," ujar Gubernur DKI Anies Baswedan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (20/07).

Pemasangan waring, tutur Anies Baswedan, penting dilakukan untuk mencegah penyebaran bau tak sedap yang dapat mengganggu atlet lantaran area makan di Wisma Atlet berhadapan langsung dengan kali.

"Dengan penguapan dikurangi maka harapannya nanti dari hilir sudah dikurangi potensi polutannya, dicegah, di lokasi yang ada kita kurangi pencahayan panas matahari sehingga mengurangi evaporasi."

"Harapannya tidak tercium. Jadi ini bukan saja soal menutup warna sungai yang hitam, tapi juga lebih banyak pada soal aroma," jelasnya kemudian.

 

Tak efektif

 

Tiga orang petugas Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sedang menyaring sampah di kali item, tepat di bawah waring dibentangkan. Ketika berada di dalam jaring, udara terasa panas dan bau tak sedap menyengat hidung.

Meski sungai sudah ditutupi waring, petugas kebersihan yang dijuluki pasukan oranye ini tetap bahu membahu membersihkan kali berwarna hitam pekat itu.

Salah satu petugas, Josef Frans, mengatakan bau tak sedap paling parah tercium pada pagi hari.

"Mulai jam-jam 7 sudah mulai sampai jam 12 siang. Apalagi angin besar berhembus lah," ungkapnya.

Namun, setelah dipasangi waring, bau tak sedap dari sungai sudah tak menguar dengan bebas ke udara.

"Hawa bau kan naik ke atas kalau kena angin. Kalau ditutup begini kan rada mendingan, begitu bau di atasnya," ujar pria berusia 55 tahun ini.

Namun, ahli pengelolaan udara dan limbah yang juga guru besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), Enri Damanhuri, menilai pemasangan waring tak akan efektif mengurangi bau tak sedap di Kali Item.

"Oh saya kira , bisa. Apalagi jaringnya dalam bentuk jaring yang agak terbuka ya. Mungkin kalau terpal bisa, tapi bermasalah kan," ungkapnya.

"Jaring sih ya tetap keluar baunya. Tapi paling tidak secara estetika tertutupi," ujarnya kemudian.

Kendati begitu, Pemprov DKI memasang alat bernama di Kali Item untuk mengurangi bau tak sedap. Enri memandang langkah ini cukup efektif menghalau aroma menyengat di sungai itu.

"Intinya adalah memasukkan udara ke dalam itu. Itu salah satu cara memang untuk menaikkan karena (warna) hitam dan bau muncul karena kekurangan oksigen itu," jelas Enri.

Adapun saat ini, perangkat bernama sudah dipasang di Waduk Sunter. Dua buah yang dipasang di Waduk Sunter bekerja selama 24 jam untuk mensterilkan air dan bau tak sedap.

Lantas, apa yang menjadi biang kerok bau tak sedap dari Kali Item?

Enri menuturkan bau itu bersumber dari limbah domestik atau limbah rumah tangga dari pembuangan air kotor.

"Bau bisa hilang karena bau sumbernya di airnya itu, ada organiknya banyak. Kemudian panas toh, keluarlah bau itu. Itu ciri-ciri kekurangan oksigen kan," jelas Enri.

Di sisi lain, masih banyak masyarakat yang membuang sampah di sungai. Joni Sinulingga yang tinggal di wilayah itu sejak 2004 mengaku pada sore hari, khususnya pada malam Minggu, banyak anak muda yang bercengkerama di pinggir sungai.

"Orang pacaran dari ujung ke ujung. Yang namanya pacaran, buang `, katanya. ada yang digaji`, katanya begitu," ungkap Joni.

Hal ini diakui oleh Josef yang sudah sejak dua bulan lalu bertugas membersihkan Kali Item. Meski sudah ditutup waring, tiap harinya masih saja dia menemukan sampah-sampah domestik di kali itu.

"Banyak di sini. Kadang setelah main buang. Itu lah yang bikin sampahnya kotor. Kurang kesadaran," ujar dia.

Pembersihan sampah dan pengurangan bau kali yang tercemar tak dibarengi perubahan perilaku masyarakat, upaya untuk mempercantik Kali Item pun menjadi sia-sia.