Mantan Manajer Timnas Basket Indonesia Bangga Melihat Para Pemain Muda

Timnas Basket Indonesia
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta – Anggapan banyak orang, saat ini Timnas Basket Indonesia sedang dalam generasi emas. Mulai dari junior ke senior, regenerasinya berjalan dengan baik.

Arsenal Mulai Kawal Ketat Pemainnya

Ini terjadi bukan dengan proses yang instan. Ada program yang dijalankan PP Perbasi dan Badan Tim Nasional (BTN) sejak 2019.

Para pemain junior dikumpulkan dalam satu tim, yakni Indonesia Warriors. Mereka dilatih oleh Dusan Ignatov yang berasal dari Serbia.

Pencapaian Indonesia U-23 Hasil Upaya Semua Pihak

PP Perbasi

Photo :
  • Istimewa

Nama-nama yang tergabung dalam Indonesia Warriors saat itu telah menjadi bintang sekarang ini. Mereka adalah Muhammad Arighi, Yesaya Saudale, Yudha Saputera, Kelvin Sanjaya, Fhirdan Guntara, dan Ali Baghir.

Xavi Hernandez Beber Alasan Bertahan di Barcelona

Tidak mudah untuk mencari pemain muda berbakat. Kejelian dan pengelolaan yang baik harus dilakukan. Salah satu yang terlibat adalah Maulana Fareza Tamrella, mantan manajer Timnas Basket Indonesia.

Dia menjadi manajer Timnas Basket Indonesia sejak 2019 hingga 14 April 2023, itu sesuai dengan SK KONI. Pahit dan manis merawat para talenta muda basket Tanah Air dirasakannya.

Mantan manajer Timnas Basket Indonesia, Maulana Fareza Tamrell

Photo :
  • Istimewa

"Bila saat ini mereka semua menjadi bintang basket, tentunya saya ikut bangga. Rasanya seperti menjadi bagan dari membesarkan anak sendiri dan melihat mereka sukses, sangat mengharukan," ujar pria yang akrab disapa Mocha.

"Tentunya tak bisa dilupakan bahwa apa yang dipetik saat ini merupakan program jangka panjang yang sudah dibangun Perbasi dan Badan Timnas Indonesia sejak lima tahun lalu. Program seperti ini yang sudah sepatutnya diteruskan," imbuhnya.

Meski tak lagi menjabat sebagai manajer tim nasional basket Indonesia, Mocha tetap tak jauh dari basket. Saat ini Mocha merupakan Wakil Ketua BTN  serta committee bidang finance FIBA untuk mewakili wilayah Asia Tenggara.

Saat menyaksikan International Basketball Invitational 2023, Mocha menjadi terkenang dengan momen bersama para pemain. Dia melihat yang ada dalam tim kini sudah berkembang.

"Tidak ada yang pernah menyangka bila melihat perkembangan pemain yang dulunya ada di Indonesia Warriors. Arighi dan Yesaya tampil luar biasa bersama Pelita Jaya, Ali Baghir dan Kelvin Sanjaya bersama Satria Muda, kemudian Fhirdan dan Yudha memberikan kontribusi luar biasa sampai bersama Prawira Bandung membawa juara IBL tahun ini. Saya bangga dengan perkembangan  dan kerja keras serta kontribusi mereka kepada Klub maupun Tim Nasional," ujar Mocha.

Momen ini sekaligus jadi pelipur lara bagi Mocha. Karena saat ini dia tengah berhadapan dengan kasus hukum di kepolisian. Dia telah memenuhi undangan dari Polres Metro Jakarta Selatan untuk melakukan klarifikasi hari ini.

"Kasus ini menjadi ujian kehidupan bagi saya. Saya bisa katakan, tuduhan itu fitnah karena bersadarkan surat undangan resmi Polres Metro Jakarta selatan perihal : undangan wawancara klarifikasi perkara nomor: B/7842/VII/2023Reskrim," ujarnya.

"Sudah sangat jelas adalah fitnah dan kebohongan yang dilakukan oleh pelapor dimana pada tanggal dugaan kejadian tersebut pelapor tidak ada di lokasi kediaman saya namun pelapor berada di suatu acara ulang tahun sahabatnya sehingga dapat terlihat jelas pelapor berada di lokasi tersebut bersama kurang lebih 20 orang lainnya yang dapat dilihat dengan jelas di sosial media," imbuh Mocha.

"Kesalahan tanggal tersebut sudah sangat fatal karena pihak kepolisian yang tugas utamanya sebagai abdi negara melindungi semua orang yang merasa dizalimi pasti mengirimkan surat kepada saya berdasarkan apa yang diceritakan pelapor dan khususnya untuk saya yang juga sudah mengabdi untuk negara di bidang olahraga yang sangat saya cintai, tidak mungkin tanggal tersebut dapat berubah karena sangat krusial seperti kita ambil contoh yang sangat senstif bagi bangsa Indonesia adalah G30SPKI menjadi G29SPKI di mana hal tidak mungkin dapat dilakukan."

"Namun yang paling penting adalah Saya tidak melakukan dugaan apa yang dilaporkan oleh pelapor seorang dokter yang berinitial asli M namun memang kalau di sosial media nama bebas diganti menjadi inisial G atau S itu adalah hak pribadi masing orang. Kejadian ini merupakan pelajaran hidup bagi saya bahwa niat baik kepada siapapun termasuk orang yang pernah kita sayangi  belum tentu akan berakhir baik bahkan faktanya yang saya alami malah berbalik dizalimi layaknya ditusuk dari belakang serta virus yang tidak bisa terobati."

"Tentunya saya berharap bahwa laporan palsu ini akan diproses dengan cepat dan seluruh pihak kepolisian yang terkait dengan kasus ini khususnya para penyidik akan bertindak adil sesuai dengan fakta yang ada. Namun yang paling utama adalah Jadi saya juga mohon doanya agar masalah ini bisa cepat selesai dan tidak melibatkan baik pihak lain terutama organisasi yang saya sudah mengadbi selama 2 periode."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya