Logo ABC

Warga Indonesia Ungkap Sulitnya jadi Pekerja Profesional di Australia

Inggita, dokter umum di Indonesia, memutuskan untuk mengambil kursus konseling menyusui di Australia demi menyediakan waktu untuk anak.
Inggita, dokter umum di Indonesia, memutuskan untuk mengambil kursus konseling menyusui di Australia demi menyediakan waktu untuk anak.
Sumber :
  • abc

"Saya mulai coba ambil ujian persamaan untuk praktek di sini tapi sambil si kecil di penitipan anak saya sempat kerja paruh waktu jadi koordinator studi penelitian," kata perempuan yang suaminya bekerja di bidang pemasaran itu.

"Dua hari kerja, tiga hari sama si kecil di rumah, dan belajar di akhir pekan, ternyata itu sulit," kata Inggrita yang akhirnya harus berhenti bekerja untuk dapat lulus ujian tahap pertama itu di percobaan ketiga.

Inggita dan teman-teman Inggita (kanan) bersama Holly dan Minh, teman-temannya dari Australian Breastfeeding Association.

Foto: supplied

Inggrita mengeluarkan biaya sebesar AUD$ 8,450 untuk ujian yang ia lakukan di tahun 2014, 2015 dan 2016. Ia berhenti karena merasa kurang memiliki waktu bersama anak.

"Yang saya belum mampu sekarang bagaimana manajemen waktu urus anak di rumah sendiri, dan kapan waktu istirahat dan belajar. Tidak ada orang yang bisa saya titipkan anak dan penitipan anak itu tidak murah."

Inggrita yang memilih untuk mengandung anak ketiga menunda keinginannya untuk ujian praktek sebagai dokter umum di Australia dan mengambil kursus dua tahun konseling menyusui di tahun 2014.

"Saya dari lulus [kuliah] selalu tertarik pada kesehatan wanita, kesehatan ibu dan bayi tapi tidak pernah terealisasi karena dipaksa keadaan untuk berpikir ke sana [menjadi dokter umum]," kata ibu dua anak itu.

"Setelah tidak lulus tes, saya berpikir apa yang harus dilakukan dan akhirnya ketemu organisasi ini, Asosiasi Menyusui Australia, organisasi sukarelawan yang berkontribusi menyediakan penasihat menyusui yang memenuhi syarat."

Perlu keahlian spesifik