Logo BBC

Keraton Sejagat dan Sunda Empire, Mengapa Bisa tertipu Kerajaan Fiktif

- Istimewa/Kompas
- Istimewa/Kompas
Sumber :
  • bbc

Mengapa mereka percaya teori konspirasi dan pseudo science?

Lebih lanjut, Widyo menilai fenomena kemunculan Sunda Empire dan Keraton Agung Sejagat sebagai "gerakan sosial".

Menurutnya, para pengikut dan pendiri gerakan sosial biasanya percaya pada teori konspirasi dan pseudo science .

Mereka juga tidak puas pada tatanan dunia sekarang dan tatanan sosial politik ekonomi di daerah tempat tinggalnya, serta punya ambisi sosial politik ekonomi yang tidak atau belum tercapai, paparnya.

"Lalu mereka memimpikan munculnya kembali kejayaan masa lalu yang mereka anggap sebagai kehidupan yang paling baik untuk diterapkan kembali pada kehidupan sekarang," ujarnya.

Senada dengan Widyo, dosen antropologi Universitas Padjajaran, Ira Indrawardana mengatakan, fenomena kerajaan dan kekaisaran bukanlah hal yang baru dan aneh jika dilihat dari ilmu sosial.

Pasalnya, kebudayaan dan kehidupan sosial itu dinamis, katanya.

"Bisa dianggap wajar-wajar saja tergantung penyikapan publik dan dampaknya terhadap masyarakat," kata Ira kepada Yulia Saputra, wartawan di Bandung, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Bukan hal aneh pula, lanjut Ira, bila mereka suka memakai simbol kaisar, raja, atau sultan.

Sebab, dalam perspektif antropologis, simbol itu adalah great tradition yang sejauh ini menjadi simbol figure central of culture dalam berbagai kebudayaan di Nusantara, paparnya.

`Mencari legitimasi politik` dengan merujuk kepada Siliwangi

Cara seseorang mengaitkan dirinya dengan tokoh besar di masa lalu, kata Widyo, sering dilakukan orang di Indonesia untuk mencari legitimasi politiknya.

"Makanya, ada yang mencari legitimasi politik dengan mengaitkan leluhurnya dengan Siliwangi, Raja Pajajaran, dan atau mengaitkan dirinya dengan Brawijaya, Raja Majapahit," kata dia.

Mengenai sejarah Sunda Empire yang diuraikan Rangga, Widyo menilai klaim tersebut sebagai pseudo science yaitu belum ada fakta jelas atau fakta kerasnya yang berarti tidak ada sumber data yang kuat, termasuk klaim Sunda Empire didirikan oleh Alexander The Great.

"Tidak ada fakta itu. Alexander itu hanya sampai India. Tidak sampai Asia Tenggara. Sedangkan kerajaan Alexander di Yunani itu adalah Macedonia," ujar Widyo.

Sedangkan Kepulauan Nusantara pada 324 SM, masa yang diklaim didirikan Sunda Empire, menurut Widyo, masih dihuni oleh Bangsa Austronesia yang pindah dari Pulau Formosa ke Nusantara.