Logo BBC

Panti Sosial dan Rumah Sakit Jiwa Jadi Klaster Baru COVID-19

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 kepada lebih dari 1.000 warga binaan panti dan lebih dari 100 petugas perawat, Tuti mengatakan pihaknya telah menerapkan pengawasan ketat pada pasokan bahan makanan dari pasar tradisional.

Distribusi pasokan bahakan makanan dari pasar tradisional untuk kebutuhan konsumsi warga binaan itu diduga sebagai penyebab kemunculan kasus Covid-19 di panti sosial tersebut.

Selain itu, Tuti menambahkan, pihaknya tidak menerima atau memulangkan warga binaan untuk sementara untuk mencegah gelombang penularan lebih lanjut

"Kita stop dulu. Biarkan warga binaan ini mengisolasi diri sampai situasi benar-benar baik untuk mereka.

Yeni Rosa Damayanti dari Perhimpunan Jiwa Sehat, organisasi yang mengadvokasi pemenuhan hak penyandang disabilitas mental, mengatakan lonjakan kasus di panti-panti sosial, menunjukkan "ada banyak hal yang salah dalam panti".

"Mulai kondisi mereka yang rentan, berdesak-desakan, sanitasi yang buruk. Kemudian bahwa petugas bisa keluar masuk area panti tanpa protokol yang ketat," jelas Yeni.

Pemasungan melonjak 20%

Lebih jauh, Yeni Rosa Damayanti menambahkan kendati kondisi penyandang disabilitas mental di panti sosial milik pemerintah lebih terjamin, hal yang sama tidak dialami oleh kebanyakan dari mereka yang menjadi warga binaan panti sosial yang dikelola swasta.

"Banyak panti-panti swasta di Jawa Barat, di Jawa Tengah, Jawa Timur itu yang kondisinya itu sangat mengenaskan, bahkan di situ banyak penghuni panti yang dirantai," jelas Yeni.

Merujuk investigasi yang dilakukan Perhimpunan Jiwa Sehat terhadap sejumlah panti sosial swasta, ia mengungkap sebuah panti di Jawa Tengah yang "semua penghuni dipasung, dirantai yang ditanam ke balok beton yang berat".

Kondisi gizi mereka, kata Yeni, juga "sangat buruk".

Ia menggambarkan kondisi fisik para penghuni "kurus kering" dan di sejumlah panti "banyak terjadi kekerasan".

"Mereka digunduli, mereka mengalami kekerasan fisik dan verbal dan perempuannya sangat rentan mengalami kekerasan seksual," ungkap Yeni.

"Semua hal ini kondisi yang berdesakan tidak boleh keluar dan gizi yang kurang tentunya sangat rentan dengan virus corona yang menimbulkan COVID-19," jelasnya.

Muhamad Hafiz dari Koalisi HAM Human Rights Working Group (HRWG) menambahkan situasi panti sosial yang seperti itu seharusnya menjadi perhatian serius dalam penanganan dan pencegahan kasus COVID-19.

Sebab, kapasitas, sanitasi, dan gizi di dalam panti relatif tidak layak.