Logo BBC

Dicap PKI, Keluarga Penyintas 65 Didiskriminasi dan Dihina Anak Kafir

- BBC News Indonesia
- BBC News Indonesia
Sumber :
  • bbc

Burhan `Kampak`, Ketua Front Anti Komunis Indonesia, FAKI, di Yogyakarta: `Kalau mau dibina, masa lalu kita anggap selesai`

Burhan `Kampak`, kini berusia 79 tahun, masih bersemangat ketika menyinggung apa yang disebutnya sebagai peristiwa "membunuh atau dibunuh" di Yogyakarta pasca Oktober 1965.

Memimpin Front Anti Komunis Indonesia, FAKI, di Yogyakarta, sosoknya menjadi sorotan, setelah majalah Tempo edisi awal Oktober 2012 menulis tentang "Pengakuan algojo 1965".

Burhan disebut sebagai salah-seorang algojo, tukang jagal orang-orang PKI di Yogyakarta dan sekitarnya.

Dalam wawancara khusus dengan BBC, Minggu (06/10) lalu di kediamannya, Burhanuddin ZR, mengutarakan dirinya siap "bersaudara setanah air" dengan eks Tapol 1965, jika mereka tidak lagi menyebarkan komunisme.

"Kalau dia masih mau dibina (menerima Pancasila, NKRI), mereka menjadi saudara setanah air. Masa lalu sudah selesai," kata Burhan.

Berikut petikan wawancaranya:

Sebagian besar penyintas kasus 65, anak keturunannya masih mendapatkan stigma dan diskriminasi, bahkan dosa turunan?

Kalau dia masih mau dibina, menjadi saudara setanah air , masa lalu ya sudah selesai. Tapi kalau tidak bisa dibina, tetap mengadak a n perlawanan, saya binasakan. Titik, tidak ada komanya.

Tidak sedikit orang-orang yang tidak bersalah, tidak tahu-menahu tentang G30S, dibunuh atau ditahan, pada pasca Oktober1965, termasuk di Yogyakarta?

Pembunuhan kita lakukan karena dalam keadaan perang, karena mereka (PKI) mau merebut kekuasaan.

Tapi ada pengadilan (terhadap pimpinan teras PKI) , tapi tidak semuanya, karena anggotanya sekian juta orang. Berapa tahun akan selesai? Yang diadili tokoh-tokohnya, yang lainnya ` ya sudah ` .

Para penyintas 65 meminta pemerintah menyelesaikan kasus kekerasan pasca 1965. Para pegiat HAM juga meminta mengakui dan menyesalkan?

Soal minta maaf, itu tidak benar. Kita yang benar kok diminta minta maaf pada yang salah. Harusnya mereka yang mengakui kesalahannya.

Barulah kalau minta maaf, kita maafkan. Sudah selesai. Tapi dia tidak minta maaf, selalu mengatakan yang benar.

Anda seringkali mengatakan ada indikasi kebangkitan PKI. Apa buktinya?

Mereka bersuara, anak-anak atau keturunannya tokoh PKI ngomong, padahal tidak tahu persoalan (kasus 65) . Kalau dia sudah dewasa saat peristiwa itu terjadi, baru tahu kenyataannya. Sekarang ada upaya untuk membelokkan sejarah. Ini yang harus diwaspadai.

Itu keinginan mereka. Mereka mau mencuci diri. Keluarganya yang ditahan dan sebagainya sebagai orang yang tidak bersalah, lalu dia menganggap sebagai korban. Jadi dia berusaha memutarbalikkan sejarah. Kami tidak mau kenyataan sejarah itu diputarbalikkan.

Anak keturunannya tidak kami anggap bersalah, kalau dia sudah berhenti tidak melakukan kegiatan untuk menyebabrkan informasi yang salah perihal peristiwa G30S PKI.

Mereka menyuarakan perspektif sejarah yang selama ini tidak diberi tempat dalam sejarah...

Kalau benar, kita dukung. Kalau tidak benar, akan kita hadapi. Apa yang mereka hadapi, akan kita bubarkan. Pemutaran film Senyap, film Buruh, itu tidak benar.

Komunis itu keyakinan, ideologi, dan dia memutarbalikkan peristiwa G 30S yang tidak senyatanya, dan membenarkan tindakan PKI saat itu.

Rekonsiliasi antara penyintas dan orang-orang yang disebut sebagai pelaku, sudah pernah digelar. Apa komentarAnda?

Bagus kalau rekonsiliasi yang murni, jujur, itu baik. Tapi di balik itu jangan ada satu kegiatan yang merugikan kami yang dulu melawan k omunis.

Rekonsiliasi sudah terjadi secara alamiah sekitar 80-an, semua tahanan Komunis oleh Kopkamtib dilepaskan, dikembalikan ke masyarakat.

Kami menerima welcome, silakan (balik ke masyarakat ), asal tidak melakukan kegiatan untuk mengembangkan komunis.

Semua proses rekonsiliasi berjalan alamiah. Kalau tidak kenapa ET dihilangkan. Tapi kenapa mereka tidak boleh masuk TNI? Kenyataannya masih ada keturunan PKI diam-diam menyebarluaskan kebencian terhadap negara.

Tapi bukankah Anda tahu mereka ditahan, dibuang, dan dibunuh tanpa diadili?

Bagus kalau memang tak bersalah, tapi saya yakin kalau tidak bersalah tanpa alasan, pemerintah tidak melakukan penyekapan. Saya yakin, itu cerita mereka untuk menyucikan diri.

Ada penyintas berumur 17 tahun, dan dituduh terlibat G30S dan ditahan lebih dari 14 tahun. Bukankah ini tidak manusiawi?

Tidak bersalah kan menurut penilaian dia. Saya tidak percaya kalau dia tidak bersalah. Lalu dia ditahan dan dipenjara.

Mesti melalui interogasi dan yang melakukan interogasi ini tidak sembarangan orang untuk bisa menilai bahwa orang ini telah melakukan kegiatan anti NKRI lewat pemberontakan G30SPKI.