UAS: Mohon KBBI Direvisi, Ada Makna Lain dari Kata Piting yaitu Merangkul

Pendakwah, Penceramah, Ulama Ustaz Abdul Somad
Sumber :
  • YouTube Cerita Untungs

Jakarta – Ulama kenamaan Tanah Air, Ustaz Abdul Somad (UAS) merespons pernyataan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono soal perintah prajurit TNI piting warga Pulau Rempang, Batam.

Penuh Bangga, Mayjen TNI Bangun Nawoko Sambut Kemenangan Prajuritnya dari Medan Laga

Sebagai informasi, Kapuspen TNI Laksda TNI, Julius Widjojono mengatakan ada salah pemahaman dari masyarakat atas pernyataan tersebut.

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono

Photo :
  • Puspen TNI
KSAL Muhammad Ali Kunjungi Industri Pertahanan Strategis China, Ada Apa?

Menurut Julius, terkait bahasa piting memiting bisa digunakan dalam bahasa prajurit. Ia bilang demikian karena disampaikan di forum prajurit. Harapannya setiap prajurit 'merangkul' satu masyarakat agar terhindar dari bentrokan.

Merespon klarifikasi Puspen TNI, Ustaz Abdul Somad lantas mengunggah tangkap layar Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) di Instagram pribadinya @ustazabdulsomad_official Selasa, 19 September 2023.

140 Prajurit Baru Spartan Hardha Dedali Resmi Perkuat Yonko 467 Kopasgat

Dalam tangkap layar itu terlihat UAS mencari arti kata ‘piting’ dalam KBBI. Terlihat hasilnya menunjukkan bahwa piting adalah gerakan menjepit batang leher dengan kaki atau lengan.

Lantaran tidak didapati kata merangkul dalam arti kata piting, UAS menyarankan agar KBBI segera direvisi. “Mohon agar Kamus Besar Bahasa Indonesia direvisi, Ada makna lain dari kata piting, yaitu merangkul,” tulis UAS.

Panglima TNI sudah minta maaf

Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono meminta maaf soal pernyataan ‘piting’ warga Rempang. Ia menyebut mungkin masyarakat salah menilai arti dari perkataannya.

Permintaan maaf tersebut disampaikan Yudo saat memimpin latihan bersama dengan para satuan tentara 11 negara ASEAN yang dilaksanakan di Dermaga Batu Ampar Batam, Selasa 19 September 2023.

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono

Photo :
  • VIVA/Andrew Tito

“Tentunya pada kali ini saya mohon maaf, sekali lagi saya mohon maaf atas pernyataan kemarin yang mungkin masyarakat menilai salah dipiting, itu saya gak tahu karena bahasa saya itu orang deso yang biasa mungkin melaksanakan dulu waktu kecil kan sering piting-pitingan dengan teman saya tuh, saya pikir dipiting lebih aman karena memang kita tak punya alat,” ujar Yudo.

Lebih lanjut, Yudo mengatakan, dalam kericuhan unjuk rasa warga di Rempang, dirinya sama sekali tidak mengerahkan pasukan. Yudo menjelaskan anggota TNI yang ada di lokasi saat itu adalah anggota dari wilayah tersebut yang bertugas melakukan keamanan wilayah.

“Saya kan gak kerahkan pasukan. Pasukan TNI kan gak ada, saya kan gak kerahkan pasukan, pasukan yang ada itukan pasukan di wilayah, itu punyanya ada Korem, ada Pangarmada, ada Lantamal, ada Kodim dan sebagainya, Jadi gak ada saya kerahkan pasukan,” ujarnya.

Yudo menegaskan, jika anggota TNI ditugaskan untuk menjaga kedamaian dalam negeri yang berhadapan dengan rakyat, maka dipastikan tidak menggunakan alat ataupun senjata.

“Tidak ada. Di sini yang ada adalah pasukan yang diminta Kodim, ada Korem, jadi tidak ada perintah pengerahan pasukan. Bahkan awal sebelum terjadinya itu saya sudah kirim Danpuspom TNI ke sini (Batam), untuk jangan sampai TNI terlibat, jangan sampai TNI terlibat, sehingga saya kirim, baru kemarin dia pulang, sehingga kita kerahkan Puspom TNI untuk mengawasi itu.” ujarnya.

Bentrok aparat vs warga di Pulau Rempang

Photo :
  • Dok. Istimewa
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya