- ANTARA FOTO/Nando
VIVA – Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak mengakui, perubahan dukungan pada ulama yang tergabung dalam GNPF Ulama tidak dimungkinkan terjadi ketika Presiden Joko Widodo memilih Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin sebagai Calon Wakil Presidennya.
Menurut dia, pengumuman dipilihnya Ma'ruf Amin menjadi cawapres juga sangat mepet dengan pendaftaran terakhir yaitu pada 10 Agustus 2018. Untuk itu, tidak ada kemungkinan untuk ubah dukungan paslon sesuai dari hasil Ijtima Ulama pertama sebelumnya.
"Saat itu tanggal 9 Agustus 2018 sangat mepet pendaftaran, jadi tidak ada kemungkinan untuk perubahan dukungan (pada ulama). Terlebih semangat Ijtima ulama itu sebenarnya adalah pergantian presiden," ujar Yusuf dalam diskusi ILC, di tvOne, Selasa 18 September 2018.
Ia mengungkapkan, tak ada perubahan pada keputusan dukungan paslon Prabowo-Sandi di Ijtima Ulama II juga disebabkan karena pada Ijtima Ulama pertama sudah memutuskan untuk tetap mendukung Prabowo Subianto.
Selain itu, dalam pertemuan Ijtima Ulama II juga dilakukan komunikasi dengan para ulama untuk mendorong Prabowo-Sandi mau menandatangani pakta integritas, dan akhirnya dilakukan saat itu pukul 15.00 WIB pada tanggal 16 September 2018.
"Dalam dukungan ini kami tak minta jabatan apapun, kami ikhlas dukung dan tak ada satupun partai di sini dan kami bergerak bahu membahu. Di tambah saat ini ada 600 rumah siap jadi posko GNPF Ulama," ujarnya. (mus)