Logo BBC

Kisah Huawei, Perusahaan Kontroversial yang Dituduh jadi Mata-mata RRC

Pendiri sekaligus pemimpin Huawei, Ren Zhengfei - BBC
Pendiri sekaligus pemimpin Huawei, Ren Zhengfei - BBC
Sumber :
  • bbc

Tak ada bukti untuk menunjukkan bahwa Huawei tengah diperintah oleh pemerintah Cina, atau bahwa Beijing memiliki rencana untuk mendikte rencana bisnis dan strategi Huawei - khususnya terkait upaya memata-matai.

Namun cara Partai Komunis Cina dengan kuat membela Huawei telah memunculkan berbagai pertanyaan terkait sebebas apa sebenarnya perusahaan itu dari pengaruh pemerintah.

Sebagai contoh, Beijing menyatakan bahwa penahanan Meng Wanzhou merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia.

Dan sementara kasus ekstradisi Meng ke AS masih berjalan, Cina kini menahan dua warga Kanada dan menuduh mereka mencuri rahasia negara. Pengamat menilai penahanan itu terkait dengan penangkapan Meng.

Meski tak berkomentar terkait penahanan warga Kanada, Ren menyatakan bahwa pembelaan Cina terhadap Huawei dapat dipahami.

"Adalah kewajiban pemerintah Cina untuk melindungi warga negaranya," ujar Ren.

"Jika Amerika berusaha untuk unggul dengan menindas perusahaan teknologi tinggi terbaik Cina, maka tak heran jika pemerintah Cina, sebagai balasannya, melindungi perusahaan tersebut."

"Selama beberapa tahun terakhir, telah ada banyak pertanda adanya tekanan lebih besar dari pemerintah untuk membuat perusahaan-perusahaan swasta, khususnya perusahaan teknologi, untuk bekerjasama dengan peraturan partai - bahkan ketika mereka sangat menentangnya.

Masalah perusahaan jasa antar-jemput raksasa Cina, Didi Chuxing, merupakan contoh kesulitan yang dihadapi perusahaan-perusahaan Cina ketika mereka mencoba memperjuangkan kebebasan mereka di tengah tekanan pemerintah.

Perilaku Cina terkait pengumpulan data dan kerahasiaan data berbeda dengan yang berlaku di dunia barat - banyak orang tak peduli jika perusahaan memiliki akses terhadap data mereka, dengan alasan hal itu menambah kenyamanan mereka dalam menjalani hidup dan bekerja.

Maka tidaklah aneh ketika, setelah terjadi dua kasus pembunuhan penumpang oleh pengendara Didi, anggota dewan menggunakan skandal tersebut untuk memaksa Didi membagikan lebih banyak data perusahaan dengan pemerintah. Namun Didi menolak - dengan alasan privasi konsumen. Di bawah undang-undang Cina, mereka tak punya pilihan kecuali untuk patuh.

Ketika mereka melakukannya, mereka memberikan "tiga kotak berisi data dalam bentuk kertas, termasuk 95 salinan tercetak untuk diulas aparat."

Menurut Samm Sacks dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), kasus itu menunjukkan bahwa "akses pemerintah terhadap data di Cina tidak sebebas yang banyak orang di luar Cina pikirkan."

Ia menyatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa ada "semacam aksi saling tarik menarik antara pemerintah dengan perusahaan-perusahaan terkait data."

Bagaimana ujung dari kasus tersebut akan menentukan bagaimana pemerintah asing melihat perusahaan Cina saat berbisnis mancanegara.

Perusahaan seperti Huawei telah tumbuh dalam sebuah sistem di mana agar bisa bertahan dan menang mereka memerlukan hubungan yang kuat dengan pemerintah Cina - tak ada pilihan lain. Namun hubungan semacam ini dapat menciderai reputasi mereka di kancah dunia.

"Ini merupakan dua sistem yang berbeda," ujar Zaagman. "Bayangkan ini seperti soket listrik. Steker Cina tidak cocok dengan soket yang ada di barat."

Apa yang dipertaruhkan?

"Pada dasarnya Anda ingin terhubung dengan segala sesuatu yang bisa dihubungkan."

Zhu Peiying, kepala laboratorium jaringan nirkabel 5G Huawei, tengah menunjukkan perangkat-perangkat yang bisa terhubung dengan teknologi baru tersebut. Mulai dari sikat gigi pintar yang mengumpulkan data tentang sebaik apa Anda menyikat gigi Anda, hingga gelas pintar yang mengingatkan Anda ketika Anda sebaiknya minum air, ini adalah dunia di mana segalanya bisa diukur dan dianalisa.

Paling canggih, segalanya yang ada di dalam kota bisa dihubungkan - mobil nirkemudi, temperatur bangunan, kecepatan transportasi publik - dan masih banyak lagi.

Huawei diperkirakan lebih unggul satu tahun dibanding para pesaingnya dalam hal keahlian teknologi dan apa yang bisa ditawarkan kepada masyarakat, menurut para pakar industri.

Diperkirakan bahwa perusahaan itu juga berani menawarkan harga yang 10% lebih murah dibandingkan para pesaingnya, meski para kritikus mengklaim bahwa hal itu karena adanya sokongan pemerintah.

Ren membantah hal itu. Ia menyatakan bahwa Huawei tidak menerima subsidi pemerintah.

Ia menyatakan bahwa alasan sebenarnya di balik resistensi AS terhadap Huawei adalah teknologi lebih ungguh yang dimiliki perusahaan itu.

"Tak mungkin AS bisa mengalahkan kami," ujarnya. "Dunia membutuhkan Huawei karena kami lebih canggih. Bahkan jika mereka membujuk lebih banyak negara untuk tidak menggunakan produk kami, untuk sementara kami bisa mengurangi volume sedikit."


- BBC

Banyak pakar menyatakan bahwa pengecualian Huawei dari jaringan AS sebenarnya dapat menyebabkan AS tertinggal dalam hal kemampuan 5G-nya.

"Ini bisa jadi berarti bahwa kita tidak akan bisa berpartisipasi dalam jaringan campuran (menggunakan Huawei) di Eropa dan Asia," ujar Samm Sacks dari CSIS. "Hal itu akan membuat kita sangat merugi."

Di dunia nyata, hal ini bisa berarti terciptanya dunia dengan dua internet - atau banyak pengamat menyebutnya "tirai baja digital" - memisahkan dunia ke dalam kelompok yang berbisnis dengan perusahaan-perusahaan China seperti Huawei, dan mereka yang tidak.

Akibat tekanan AS dan sekutunya, bagian hubungan masyarakat Huawei tengah gencar bergerak untuk melobi konsumen dan pihak pemerintahan asing.


- BBC

Baru-baru ini, boss Vodafone Nick Read meminta AS menunjukkan bukti yang mereka miliki terkait Huawei, sementara Andrus Ansip, wakil presiden Komisi Eropa untuk pasar digital tunggal, menyatakan dalam cuitannya bahwa ia telah menemui CEO harian Huawei untuk mendiskusikan pentingnya keterbukaan dan transparansi, selagi mereka menjajaki bentuk kerjasama.

Namun kecurigaan terhadap Huawei tetap ada.