Logo DW

Vivy, Startup Bikinan Orang Indonesia yang Sukses Gemparkan Jerman

Co-founder dan CTO Startup Kesehatan Vivy, Rowanto.
Co-founder dan CTO Startup Kesehatan Vivy, Rowanto.
Sumber :
  • dw

Akhirnya, ketika SMA ia mengikuti olimpiade informatika. Walaupun akhirnya kalah di tingkat antar provinsi, Rowanto tahu, bahwa ia ingin aktif di bidang informatika nantinya.

Selepas SMA, Rowanto memutuskan untuk kuliah di Jerman. Pilihan jatuh ke jurusan Media Informatika di Beuth Hochschule für Technik Berlin, yang berbentuk Fachochschule.

Semasa kuliah Rowanto juga sudah menimba pengalaman bekerja di berbagai perusahaan besar, seperti di Nokia sebagai insinyur automasi kualitas dan di Awin sebagai penulis software.

Di salah satu startup Eropa terbesar, Bank Online N26, Rowanto juga setelah selesai kuliah sempat bekerja sebagai pemimpin tim back-end. Tetapi keinginan membuka perusahaan sendiri yang sudah ada dari dulu masih tetap ada.

Berbekal keinginan ini, Rowanto memutuskan berhenti dari pekerjaannya. Bertepatan dengan itu, seorang temannya juga dari Bank N26, Christian Rebernik, juga berhenti karena ingin mengembangkan ide yang ia miliki. Kedua lelaki ini bertemu setelahnya, dan setuju untuk bekerja sama. Pada 2017, barulah mereka berdua memulai startup Vivy.

Asisten Kesehatan di Ponsel Cerdas

Vivy adalah sebuah aplikasi asisten kesehatan, yang ingin memberikan informasi sehingga pengguna bisa menjadi lebih sehat, demikian kata Rowanto. Ini dilakukan dengan menganalisa data-data, yang sebelumnya sudah diunggah ke ponsel cerdas pengguna lewat aplikasi.

Untuk membuat sistem asisten ini berhasil, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan berkas-berkas kesehatan pengguna dalam bentuk digital. Rowanto menjelaskan, pola pikir harus berubah, agar pasien tahu, berkas-berkas kesehatan adalah milik mereka dan bukan milik dokter saja. Sekarang data ini seringnya tidak dimiliki pasien.