Logo DW

Vivy, Startup Bikinan Orang Indonesia yang Sukses Gemparkan Jerman

Co-founder dan CTO Startup Kesehatan Vivy, Rowanto.
Co-founder dan CTO Startup Kesehatan Vivy, Rowanto.
Sumber :
  • dw

“Jadi kan susah, mau mengerti tapi tidak punya datanya. Padahal misalnya dari cek darah ada banyak sekali informasi, dan dengan membandingkan data tahun ini dan tahun lalu kita bisa tahu banyak tentang kondisi kesehatan,” ujar pria berkacamata ini. “Kami memang bukan dokter tetapi kami ingin membuat pengguna itu sanggup. Jadi kami itu lebih ke arah asisten.”

Dari data-data yang sudah diunggah dan dimasukkan pengguna, saat ini Vivy sudah bisa memberikan tips agar seseorang mengulang imunisasi atau menambahkan imunisasi yang diperlukan ketika akan bepergian. Bagi pasien yang harus mengambil bermacam-macam obat per hari, Vivy akan mengingatkan, kapan obat harus diminum dan resiko yang mungkin terjadi jika obat-obatan tertentu diambil dengan bersamaan.

Fungsi “Fitness Tracker” juga kedepannya bisa mengingatkan, misalnya pengguna tidak banyak berlari, jika mempunyai kondisi jantung yang lemah.

Tantangan menjaga privasi data sensitif

Sebagai CTO Vivy, yaitu jabatan tertinggi dalam bidang teknis, Rowanto bertanggung jawab atas kualitas perkembangan produk dan kinerja tim dalam membuat segala sesuatu yang sudah direncanakan. Ia harus memastikan, bahwa produk-produk Vivy selesai tepat waktu dan diselesaikan dalam kualitas bagus.

Walaupun tugas sebagai CTO sangat disukai oleh Rowanto, seiring bertambah besarnya perusahaan, waktu kerjanya semakin banyak dihabiskan sebagai co-founder dan direktur pelaksana. Dalam jabatan ini tugas-tugas utamanya adalah untuk turut mengatur strategi perusahaan dan anggaran.

“Tidak gampang memastikan strategi perusahaan, juga karena ekspektasi yang tinggi dari pemerintah, pengguna dan dari mitra kami. Kami mencoba memenuhi semua ekspektasi dan harus memprioritaskan yang mana yang harus dikerjakan,” ujar Rowanto tentang tantangan pekerjaannya.