Azimat Kebangkitan Rahmad Darmawan Bersama Tira Persikabo

Pelatih Tira-Persikabo, Rahmad Darmawan dan Andy Setyo
Sumber :
  • VIVA/Zulfikar

VIVA – Liga 1 2018 menjadi musim yang kurang bersahabat bagi sosok Rahmad Darmawan. Setelah memutuskan kembali ke Tanah Air usai berkarier di Malaysia, RD, begitu sapaan akrabnya, memilih kembali menukangi Sriwijaya FC. 

Pada awalnya, Sriwijaya di bawah tangan RD digadang-gadang sebagai salah satu calon juara. Bagaimana tidak, dengan magis dan nama besarnya di kancah sepakbola Indonesia, pemain top Indonesia seperti Makan Konate (Mali), Alberto Goncalves, Esteban Vizcarra, Hamka Hamzah, Iskandar, Alfin Tuasalamony, merapat ke Kota Pempek.

Namun, cobaan mengguncang RD saat masalah internal menggerogoti Sriwijaya. Satu per satu pemain bintang pun mulai pergi, dan pada 25 Juli 2018, RD mengambil keputusan yang sama dengan para pemain bintang yakni meninggalkan Sriwijaya FC.

RD tak lama-lama menganggur. Dalam hitungan beberapa hari saja, Mitra Kukar bergerak cepat dan merekrutnya. Wajar memang, saat itu Naga Mekes tengah terseok-seok di Liga 1 2019. Mereka berharap RD dapat menyelamatkan tim dari jeratan degradasi.

Lain Sriwijaya FC, lain pula Mitra Kukar. Saat di Laskar Wong Kito, RD bebas untuk memilih pemain yang sesuai dengan keinginan. Namun di Mitra Kukar, dia masuk ketika putaran kedua Liga 1 2018 sudah berputar dan bursa transfer telah ditutup. Mau tak mau RD harus ikhlas dengan skuat Mitra Kukar saat itu. 

'PS TNI' dan 'PS Polri' Degradasi dari Liga 1

Babak Baru 

Mitra Kukar Tak Kalah Menderita

Nasib RD ternyata tak kalah menderita meski telah pindah ke Mitra Kukar. Dengan pemain seadanya, RD gagal membawa Mitra Kukar bertahan di kasta teratas sepakbola Tanah Air.  Dari 17 pertandingan yang ia jalani, RD hanya mampu membawa Mitra Kukar meraih lima kemenangan, sekali seri, dan 11 kekalahan. Ironis memang jika melihat catatan prestasi RD sebelumnya.

Rahmad Darmawan Bersyukur Barito Putera Imbangi Persib Bandung

Kejayaan RD dimulai pada 2005 saat membawa Persipura Jayapura menjuarai Liga Indonesia. RD melanjutkannya pada musim 2008 bersama Sriwijaya. Pada musim yang sama Laskar Wong Kito jadi juara Piala Indonesia.

Gelar serupa dipersembahkan RD buat Sriwijaya FC pada musim 2008–2009, 2009–2010. Dengan raihan itu, RD pun naik kelas dan diangkat menjadi pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2011 dan 2013.

Puncak kepiluan RD pada musim 2018 adalah saat melihat para pemainnya  tertunduk lesu meratapi nasib turun kasta bersamaan dengan perayaan juara Persija Jakarta. Ya, saat itu nasib RD dan Mitra Kukar bergantung pada hasil pertandingan pekan terakhir.

Mitra Kukar bertandang ke Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, 9 Desember 2018. Hasilnya, Mitra Kukar digilas tuan rumah 1-2, hasil itu pun menyeret Mitra Kukar ke Liga 2 2019.

"Saya bertanggung jawab atas semua kegagalan ini. Langkah saya selanjutnya, untuk introspeksi terhadap kegagalan dengan Mitra Kukar. Saya akan sekolah lagi Pro License Modul 4 untuk semakin pintar," kata RD saat itu.

Rahmad Darmawan: Persib Bandung Tim yang Berbahaya

Mulai Menemukan Nyawanya


Tira Persikabo Menyita Perhatian


Ternyata, intropeksi diri menjadi jimat bagi RD. Hal itu yang membawanya perlahan kembali disegani. Pada musim 2019, RD tak mengikuti Mitra Kukar ke Liga 2. Dia direkrut Tira Persikabo.

RD seolah kembali dengan tangan dinginnya yang membuat tim yang ditanganinya sulit ditaklukkan. Tira Persikabo pun kini berada di peringkat tiga besar hingga pekan ketujuh Liga 1 2019.

Lebih hebatnya lagi, Tira Persikabo pada rezim RD saat ini belum tersentuh kekalahan. Terakhir, Tira Persikabo sukses mencuri satu poin di kandang Bhayangkara FC. Bermain di Stadion Madya, Senayan, Kamis 4 Juli 2019, Tira Persikabo bermain imbang 1-1.

Seperti yang disebutkan di atas, RD selalu mengingat jimatnya. Dia mengaku setelah kegagalan pada musim 2018 lalu, selalu intropeksi diri. "Saya selalu coba belajar apakah saya sukses atau gagal menangani tim. Itu yang dituntut kepada saya sebagai seorang pelatih," kata RD.

"Saat saya menangani Mitra Kukar, saya tidak memiliki waktu yang cukup. Saya perlu adaptasi lagi, begitu juga pemain yang harus beradaptasi dengan tipe permainan saya," ucap RD.

Di Tira Persikabo, RD mengakui punya waktu yang cukup untuk membentuk tim sesuai kebutuhannya. Oleh karenanya, hal itu menjadi penunjang strategi yang dia inginkan. "Di Tira Persikabo saya bisa melakukan evaluasi. Bisa menjalani pra musim," jelasnya.

Kini, Tira Persikabo telah menjelma sebagai tim yang sulit ditaklukkan. Padahal dalam dua musim terakhir mereka sering memanaskan papan bawah dan berjuang untuk lolos dari ancaman degradasi. "Perjalanan masih panjang, saya tak boleh puas," tegas RD.



 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya