AI Diberi Tugas untuk Menguak Hal-hal yang Enggak Terlihat

Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Sumber :
  • Dok. Istimewa

VIVA Tekno – Perusahaan pemasaran digital Red Asia Inc. memperkenalkan piranti teknologi kecerdasan buatan (AI) terbaru bernama Red AInstein yang didesain bukan untuk menggantikan peran sumber daya manusia (SDM) melainkan sebagai 'otak' untuk mengungkapkan titik-titik tak terlihat (blind spot) sekaligus menciptakan peluang baru bagi dunia bisnis.

Saham Asia Dibuka Merosot di Tengah Bergairahnya Wall Street

"Bayangkan perusahaan memiliki tim kreatif, strategi, dan media sosial yang dipasangi roket dan punya otak baru yang menemani bernama Red AInstein. AI ini akan belajar terus-menerus, membantu manusia untuk mengungkap strategi yang sebelumnya tidak terpikirkan," kata Managing Partner Red Asia Inc. Damon Hakim.

Menurutnya, teknologi asistensi pembelajaran Red AInstein akan menjadi semacam pemantik bagi tim kreatif yang terbiasa melahirkan ide-ide brilian sekaligus liar.

Asus Zenfone 11 Ultra, Spesifikasi dan Harga di Indonesia

Teknologi piranti AI tersebut didesain untuk belajar secara konstan dan terus-menerus tanpa henti, sehingga semakin mahir dan memahami karakter perusahaan atau merek yang dipelajari.

Kecerdasan buatan (AI)

Photo :
  • Pixabay
PPM Manajemen: AI Bisa Dorong Berpikir Strategis

"AI ini bisa mempelajari fitur-fitur produk yang dimiliki, melakukan riset terhadap karakter audiens, mencermati tren perusahaan di media sosial, bahkan memantau pergerakan kompetitor. Red AInstein konstan belajar setiap detik 7 hari seminggu tanpa komplain. Paling penting, AI ini menguak hal-hal yang tadinya enggak terlihat menjadi jelas," tuturnya.

Damon melanjutkan bahwa nantinya satu 'otak' Red AInstein akan didedikasikan khusus bagi setiap pelanggan agar AI tersebut dapat bekerja secara optimal dalam mengenali karakter setiap merek. Piranti AI itu juga mempelajari perkembangan produk di media sosial dan pemasaran, baik untuk produk sendiri maupun kompetitor.

Piranti Red AInstein juga diklaim bekerja 100 kali lebih cepat daripada aktivitas biasa manusia. Damon mencontohkan bila tadinya aktivitas bisnis membutuhkan waktu selama 5 hari tenaga manusia, maka dengan AI aktivitas tersebut hanya mengambil waktu sekitar 5-10 menit.

Teknologi AI ini menggunakan jutaan bahkan miliaran data tergali untuk memberikan rekomendasi paling strategis. "Semakin lama digunakan maka hasilnya semakin baik karena AI ini didesain untuk belajar sesuai karakter pelanggan. Semisal pelanggan bilang tidak suka dengan rekomendasi AI, maka selanjutnya AI tidak akan merekomendasikan hal serupa. Dia banyak belajar dengan cara cepat," terang Damon.

Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Photo :
  • Analytics Insight

Meski begitu, Red AInstein, Damon melanjutkan, tidak akan menggantikan kemampuan kreativitas manusia yang ada di dalam tim perusahaan. Teknologi AI ini bersifat hanya memberikan pemaparan strategi awal sekaligus validasi terhadap ide-ide yang telah direncanakan oleh perusahaan.

"AI ini memberikan filter, validasi, dan rekomendasi setiap ide dari manusia. Bila perusahaan sudah memiliki ide-ide yang bagus, maka AI akan semakin memperkuat ide-ide tersebut sekaligus memberi gambaran sisi-sisi tak terlihat atau blind spot, termasuk mencermati hal-hal apa yang bisa dilakukan perusahaan yang tidak dilakukan pihak kompetitor," ungkap dia.

Data center.

Indonesia Kebagian Jatah Klaster, Beroperasi 2026

Saat ini, klaster AI sudah beroperasi di data center STT GDC di Singapura dan Thailand. Secara bertahap, tambahannya akan beroperasi di Indonesia dua tahun lagi.

img_title
VIVA.co.id
12 Juni 2024