Fakta Mengejutkan 'Food Waste' di Indonesia

Ilustrasi sisa makanan (food waste).
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Tekno – Laporan dari United Nations Environment Programme (UNEP), melalui UNEP Food Waste Index Report 2021, menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat kedua secara global dan teratas di Asia Tenggara dengan menghasilkan 20,93 juta ton food waste (makanan yang terbuang dan menjadi sampah) setiap tahunnya.

Milenial dan Gen Z Diajak Menerapkan Gaya Hidup Ini

Di sisi lain, Perencanaan Pembangunan Nasional (Kemen PPN/Bappenas) melaporkan, pembuangan limbah makanan nasional ini berdampak antara lain pada kerugian ekonomi yang mencapai Rp213 triliun hingga Rp551 triliun per tahunnya. Kondisi ini setara nilainya dengan 4-5 persen Produk Domestik Bruto (PDB) tahunan Indonesia.

Indonesia menghadapi peningkatan jumlah food waste dan food insecurity (kerawanan pangan) yang mengkhawatirkan. Mirisnya, dengan berada pada peringkat ke-77 dari 125 negara dalam Global Hunger Index 2023, Indonesia masih dikatakan memiliki permasalahan serius dalam bidang kerawanan pangan.

Indonesia Hadapi 2 Isu yang Mengkhawatirkan

Dampaknya pada lingkungan pun tak dapat diabaikan. Kesalahpemahaman bahwa pangan terbuang bersifat organik dan dapat terurai secara hayati ini berkontribusi pada lonjakan produksi sampah makanan.

Ketika lonjakan ini tak mendapat perhatian, masalah serius seperti ancaman gas metana, pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan akibat buruknya pengelolaan sampah akan segera menjadi permasalahan baru.

Komersialisasi Kredit Karbon untuk Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

LG Electronics.

Photo :
  • FINCHANNEL

Organisasi nirlaba FoodCycle Indonesia mendorong tindakan-tindakan sederhana seperti memanfaatkan kembali buah-buahan menjadi sebuah hidangan lezat dan bergizi.

Upaya-upaya ini bertujuan menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab di antara individu, sekaligus mendorong dampak positif pengurangan sampah dan mendukung masa depan berkelanjutan.

Menurut Pendiri FoodCycle Indonesia Herman Andryanto, sepertiga dari makanan yang diproduksi untuk dikonsumsi manusia tidak termakan alias terbuang percuma.

"Ini fakta mengejutkan. Oleh karena itu, kami berkomitmen melibatkan para pemangku kepentingan dalam mengentaskan kerawanan pangan dan membangun masyarakat tangguh. Di sini, kolaborasi kreatif sangat penting, seperti kemitraan bersama LG Electronics," ujarnya, dalam konferensi pers virtual, Jumat, 8 Maret 2024.

Melangkah lebih jauh dari pengembangan teknologi, upaya LG Electronics untuk turut berkontribusi pada pengurangan food waste dan food insecurity yang menyasar generasi muda dengan fokus pada penanaman budaya pangan berkelanjutan inilah yang membuat raksasa elektronik Korea Selatan menggandeng FoodCycle Indonesia.

"Food waste atau makanan yang terbuang dan menjadi sampah juga berkontribusi pada total emisi gas rumah kaca secara internasional. Kami berkomitmen untuk turut mengatasi persoalan ini sebagai isu penting dalam kehidupan sehari-hari," ujar Lee Tae-Jin, President LG Electronics Indonesia.

Peran LG Electronics dalam meminimalisir pangan terbuang ini mempertegas komitmennya dalam memperluas tagline 'Life's Good' menjadi 'Better life for all' yang bertujuan mengubah cara pandang dengan menghargai makanan.

"Kami percaya kekuatan inovasi dapat mengatasi masalah-masalah sosial yang krusial, termasuk food waste dan food insecurity. Dengan melibatkan generasi muda, kami ingin menginspirasi perubahan positif dan berkontribusi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan," jelas Lee Tae-Jin.

Pendiri FoodCycle Indonesia Herman Andryanto.

Photo :
  • VIVA/Lazuardhi Utama

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya