Logo ABC

Sudah Divaksin COVID-19, Tapi Kenapa Masih Bisa Tertular?

Musisi Ariel Noah menjadi salah satu penerima vaksin COVID-19 yang pertama di kota Bandung. (Foto: Humas Kota Bandung)
Musisi Ariel Noah menjadi salah satu penerima vaksin COVID-19 yang pertama di kota Bandung. (Foto: Humas Kota Bandung)
Sumber :
  • abc

"Vaksin itu sederhananya memproduksi antibodi terhadap COVID, tapi kalau cuma berpatokan pada itu saja, tanpa memperhatikan faktor-faktor lainnya, akhirnya muncul kemungkinan tertular."

Untuk lebih mudah memahaminya bayangkan seperti kita sedang berperang.

"Kita sudah menyiapkan pasukan khusus yang antibodi-nya sudah kita latih, tapi bukan berarti kita bebas membongkar pagar benteng padahal tahu di sekitar masih banyak musuhnya," kata dr Denta.

"Kalau kita tiba-tiba bongkar bentengnya, percuma saja, musuhnya terus-terusan menyerang kita, dan collapse [runtuh] juga pasukan khusus kita tadi."

Nah, selanjutnya lihat berapa jumlah musuh yang menyerang tubuh kita.

"Kalau virus yang menyerang kita ada satu, tentunya berbeda dengan kalau jumlah virus yang menyerang satu juta. Kalau satu juta lama-lama kepayahan juga," kata dr Denta.

"Makanya kalau kita lihat, banyak tenaga kesehatan yang jadi korban dari infeksi ini, karena walaupun mereka sudah divaksinasi, gempuran dari COVID-19 itu banyak banget … mungkin paparan terhadap COVID ada dua atau tiga juta, misalnya."

Dokter Denta mengatakan kita harus terus menjaga keseimbangan tiga faktor sampai benar-benar bisa mengendalikan virusnya.

"Kalau di Indonesia, karena virusnya masih banyak, ada di mana-mana dan kita tidak tahu posisinya di mana, akhirnya protokol kesehatannya tetap harus diperkuat dan tetap disiplin."

Jadi ini menjawab kenapa harus tetap ikuti prokes meski sudah divaksinasi.

Perbanyak di rumah kalau bisa, hindari kerumunan atau kegiatan di luar rumah kalau enggak penting-penting banget.

Bisa enggak vaksin yang ada sekarang melawan varian baru?