Logo ABC

Sudah Divaksin COVID-19, Tapi Kenapa Masih Bisa Tertular?

Musisi Ariel Noah menjadi salah satu penerima vaksin COVID-19 yang pertama di kota Bandung. (Foto: Humas Kota Bandung)
Musisi Ariel Noah menjadi salah satu penerima vaksin COVID-19 yang pertama di kota Bandung. (Foto: Humas Kota Bandung)
Sumber :
  • abc

"Dan walaupun program vaksinasi sudah dimulai lagi setelah ditunda, kepercayaan masyarakat itu tidak bisa naik langsung."

Vaksin COVID ini dibuat terburu-buru ya?

Menurut dr Denta wajar sekali jika ada yang bertanya kenapa vaksin COVID lebih cepat dikembangkan dan dipakai ketimbang vaksin cacar.

Vaksin cacar memang membutuhkan waktu paling tidak 10 tahun untuk dikembangkan.

Pengembangan vaksin COVID-19 memang hanya satu atau dua tahun, tapi dr Denta mengatakan “teknologi yang dipakai sudah dikembangkan selama 15-20 tahun terakhir”.

"Vaksin COVID-19 itu sebenarnya memakai teknologi yang sudah ada untuk memotong waktu penelitian dan pengembangan yang cukup panjang atau cukup signifikan," katanya.

"Jadi misalnya, teknologi vaksin mRNA, dengan viral vector, itu sudah ada sebelumnya. Peneliti tinggal mencocokkan, kira-kira karakteristik virusnya corona sesuai atau tidak dengan teknologi vaksin yang mau kita pakai. Kalau cocok, ya digunakan."

Kesimpulannya, pembuatan vaksin corona sebenarnya “tidak terburu-buru”.

"Makanya tanggal kadaluarsanya mepet ... ini sebenarnya bukan vaksin yang benar-benar baru," kata dr Denta.

Enggak mau pakai Sinovac, memang yang lain lebih baik?

Topik efikasi adalah salah satu yang paling rumit dibahas, makanya sering pula disalahpahami karena sifatnya sangat teknis, menurut dr Denta.

Namun, ketika membaca angka efikasi sebuah vaksin, kita perlu mengetahui hal apa yang dicegah vaksin dengan persentase efikasi tertentu itu.