Gejala Kanker Paru Sering Tak Disadari, Risiko pada Non-Perokok Meningkat

Ilustrasi paru-paru/rontgen/x-ray.
Sumber :
  • Freepik/pressfoto

VIVA Lifestyle  – Kanker paru-paru merupakan kanker kedua yang paling banyak didiagnosis di dunia, dan sering dianggap sebagai kanker umum di kalangan perokok. Berdasarkan laporan dari Pusat Informasi Bioteknologi Nasional (NCBI) pada tahun 2020, 15-20 persen pria dan lebih dari 50 persen wanita yang didiagnosis menderita kanker paru-paru adalah bukan perokok. Penelitian menunjukkan bahwa stigma seputar kanker paru-paru dan merokok tidak hanya berdampak pada pasien, namun juga perawat dan dokter selama pengobatan. 

Mengenal Penyakit Radang Usus, Bisa Sebabkan Kanker Usus Besar Jika Dibiarkan

Kanker paru-paru dapat disebabkan oleh berbagai faktor selain tembakau. Penyakit ini dapat berkembang dalam berbagai kondisi dan situasi, sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini pada orang yang bukan perokok. Istilah “bukan perokok” mengacu pada orang yang merokok kurang dari 100 batang rokok seumur hidupnya. Para ahli berpendapat bahwa kanker paru-paru mempengaruhi orang yang bukan perokok secara berbeda, dan kasusnya terus meningkat. 

Melansir Health Shots, berikut ini adalah 7 faktor risiko kanker paru-paru bagi orang non-perokok yang sering tak disadari.

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

1. Perokok pasif

Melahirkan Berulang Kali Dapat Menjadi Risiko Kanker Serviks, Benarkah?

Menghirup asap rokok, cerutu, dan produk tembakau lainnya sama berbahayanya dengan merokok. Orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok yang ada di sekitarnya menghadapi risiko kesehatan yang serius. Menurut American Cancer Society, ribuan bahan kimia berbahaya seperti nikotin, hidrogen sianida, timbal, amonia, arsenik, karbon monoksida, dan zat lainnya terdapat dalam tembakau. Unsur-unsur ini berdampak buruk pada paru-paru.

2. Polusi udara

Tak hanya adap rokok yang dapat memicu kanker paru-paru tetapi juga polusi udara dan kondisi udara yang buruk. Orang yang tinggal di lingkungan dengan polusi udara yang tinggi kemungkinan besar bisa terkena kanker paru-paru atau penyakit pernapasan lainnya. Paparan udara yang terkontaminasi dalam waktu lama dari industri, kendaraan, dan berbagai sumber lainnya memiliki konsekuensi yang sama dengan merokok secara teratur.

3. Genetika

Seperti halnya penyakit pada umumnya, kanker paru-paru juga bisa diturunkan. Penting untuk mengetahui hanya sel kanker yang diturunkan dan bukan penyakitnya. Oleh karena itu, kondisi tidak menentukan kemungkinan terkena kanker jika bisa mencegahnya sedini mungkin.

4. Usia

Kanker paru bisa terjadi pada semua usia, namun rata-rata orang yang berusia 65 tahun ke atas lebih rentan. 

5. Paparan gas 

Menghirup gas sembarangan yang dapat menyebar melalui tanah, udara, air, dan media lainnya tidak aman dan dapat menyebabkan komplikasi. Zat kimia dalam gas ini tak kalah berbahayanya dengan polusi maupun asap rokok.

6. Paparan senyawa berbahaya

Mengendus unsur-unsur seperti asbes, arsenik, kromium, dan nikel dapat memperburuk risiko. Oleh sebab itu, para pekerja di lingkungan pabrik atau pekerja bangunan yang lebih sering terpapar zat-zat tersebut lebih berisiko terkena kanker paru-paru sekalipun tidak merokok.

7. Penyakit paru-paru

Penyebab lain yang mendasari berkembangnya kanker paru-paru adalah penyakit paru-paru sebelumnya dan paparan terapi radiasi dan kemoterapi. Paparan elemen risiko ini meningkatkan tingkat tekanan darah, asma, dan kemungkinan penyakit umum lainnya. Walaupun paparan asap rokok meningkatkan kasus kanker paru-paru pada non-perokok, anak-anak lebih rentan terhadap hal ini dibandingkan orang dewasa. 

Ketika tubuh pertama kali menghirup zat-zat berbahaya ini, tubuh mencoba memperbaiki dirinya sendiri. Namun jika terkena secara berulang-ulang, tubuh akan mulai menunjukkan tanda dan gejala masalah paru-paru, yang nantinya bisa berubah menjadi kanker paru-paru.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya