Studi: Kurang Tidur Berisiko Terkena Diabetes

Ilustrasi pria orgasme.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Pria yang tidak mendapatkan jumlah tidur yang tepat, mungkin memiliki peningkatan risiko diabetes, sebuah penelitian terbaru menunjukkan. 

Perjuangan Devano Danendra Bintangi Film Malam Pencabut Nyawa, Sampai Lakukan Hal Ini

Banyak penelitian sebelumnya telah mengaitkan masalah tidur untuk diabetes. Tetapi alasan di balik hubungan ini masih belum dipahami dengan baik, kata penulis utama studi Femke Rutters dari Vrije University Medical Center Amsterdam.

Studi ini melihat salah satu penjelasan yang mungkin terjadi karena resistensi insulin. Peneliti memeriksa data pada pola tidur dan resistensi insulin untuk 788 pria dan wanita yang tidak memiliki diabetes.

Undangan Halal Bi Halal Numpuk, Penderita Diabetes Perhatikan Makanan yang Harus Dihindari Ini

Orang dengan obesitas, penyakit jantung, tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol tinggi dikeluarkan dari analisis. 

Untuk mengukur tidur, peneliti meminta peserta untuk mengenakan accelerometers selama jangan bangunnya. Periode ketika orang mengambil detektor gerakan ini berhenti selama lebih dari satu jam dihitung sebagai tidur.

Kurang Tidur Saat Puasa, Bisa Picu Kenaikan Kadar Kolesterol, Kok Bisa?

Secara keseluruhan, orang tidur rata-rata 7,3 jam pada malam hari, laporan tim studi dalam Journal of Endocrinology Clinical dan Metabolisme, secara online atau daring pada 29 Juni.

Pria yang tidur lebih atau kurang dari rata-rata lebih mungkin untuk memiliki resistensi insulin dibandingkan rekan-rekan mereka yang mendapat jumlah rata-rata istirahat, studi ini menemukan.

Bagi wanita, yang terjadi justru sebaliknya. Wanita memiliki resistensi insulin lebih sedikit jika mereka mendapat lebih atau kurang tidur dari rata-rata. Rutters mengatakan bahwa tidak jelas dari temuan penelitian mengapa kesenjangan gender ini terjadi.

Hasil bagi wanita bertentangan dari berbagai penelitian sebelumnya, kata Dr James Gangwisch, seorang peneliti di Columbia University di New York yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Satu kekurangan dari penelitian ini yakni tidak memeriksa apa yang orang makan, kata Gangwich melalui email, seperti dilansir laman Fox News.

"Mendapatkan tidur yang cukup dapat membantu dengan sensitivitas insulin dan nafsu makan," kata Gangwich. "Tidur cukup juga dapat membantu memberikan energi yang diperlukan untuk berolahraga secara teratur."

"Studi ini menambahkan semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menjadi salah satu pemicu untuk mengembangkan diabetes," kata Knutson.

Kebanyakan orang dewasa biasanya membutuhkan waktu sekitar tujuh atau delapan jam tidur malam, menurut pusat Amerika Serikat untuk kontrol dan pencegahan penyakit. Selain meningkatkan risiko diabetes, kurang tidur juga berhubungan dengan masalah kesehatan lainnya seperti obesitas, depresi, dan penyakit kardiovaskular.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya