Kartu Lebaran, Nasibmu Kini

Kartu lebaran
Kartu lebaran
Sumber :
  • ANTARA/Arief Priyono

Begitupun saat menginjakkan kaki di Kantor Pos Jakarta Timur Jl. Pemuda, Rawamangun. Dua pekan jelang hari raya, tak terlihat antrean mengular, apalagi antrean orang berkirim Kartu Lebaran.

Diakui salah satu petugas kantor pos, beberapa tahun belakangan ini, kantor pos sudah jarang menerima kiriman kartu Lebaran bahkan yang sifatnya surat. "Kecuali surat resmi antarlembaga pemerintahan," katanya saat berbincang dengan VIVA.

Petugas yang tak ingin disebut namanya itu mengatakan, banyak orang memilih cara praktis untuk menyampaikan pesan termasuk pesan ucapan ‘Selamat Lebaran’. Namun, bukan berarti kartu Lebaran sudah lenyap 'ditelan bumi’.

Kampanye go green

Maraknya imbauan masyarakat dunia untuk mencegah terjadinya global warming telah menarik perhatian pemerintah, lembaga sosial, maupun masyarakat umum di Indonesia.

Para pelaku usaha dan perusahaan-perusahaan kini mulai fokus menjalankan aktivitas kampanye ramah lingkungan dengan menggalakkan 3R yaitu Reduce, Reuse dan Recycle demi menyelamatkan lingkungan dari bencana pemanasan global.

Salah satu praktik go green diterapkan perusahaan dengan cara mengurangi pemakaian kertas. Sebagai ganti kertas, perusahaan menggunakan produk ramah lingkungan untuk kegiatan operasional.

Aji, seorang mantan karyawan percetakan yang kini menjadi pegawai kantor pos mengakui, karena kampanye go green, perusahan percetakan tempatnya bekerja dulu tak lagi memproduksi sesuatu yang berbahan dasar kertas.

Aji sempat merasakan ‘manisnya’ bisnis kartu Lebaran. "Dulu saya di bagian cetak cek dan giro perbankan. Di tahun 2007 kertas tergerus dan perusahaan mulai melakukan tender produksi kartu," kata Aji.

Halaman Selanjutnya
img_title