Kartu Lebaran, Nasibmu Kini

- ANTARA/Arief Priyono
Belakangan, lanjut Aji, karena adanya go green, kertas sudah tergerus. "Kartu lebaran biaya (produksinya) juga mahal karena sudah ada HP (handphone). Biaya kirim pesan lebih murah dan lebih cepat," katanya.
Meski tak lagi banyak perusahaan yang memproduksi kartu Lebaran, salah satu perusahaan percetakan, yaitu UPrint masih menerima pesanan produksi kartu Lebaran.
Kartu Lebaran
CEO UPrint Yustian Tenegar mengatakan, animo masyarakat untuk mengirim pesan lewat Kartu Lebaran masih ada. Bahkan katanya, beragam kalangan masyarakat masih cukup banyak yang membeli Kartu Lebaran hasil produksinya. Bukan cuma perorangan, tapi ada juga UMKM dan perusahaan-perusahaan besar.
"Saat ini jumlah permintaan masih stagnan, tapi menurut saya ada potensi bisa meningkat. Tapi tentunya bergantung dari kualitas dan harga yang kita tawarkan kepada masyarakat. Dan salah satu yang berpengaruh adalah bagaimana kita melakukan promosi," katanya.
Lebih personal
Meski perusahaannya tak lagi terkonsentrasi pada produksi Kartu Lebaran, diakui oleh Yustian, menyampaikan pesan ucapan lebaran dengan Kartu Lebaran memang terasa lebih berkesan. Apalagi biasanya, ada pesan-pesan yang sifatnya lebih personal ditulis tangan oleh si pengirim.
"Kalau mengucapkan selamat Lebaran lewat media sosial memang lebih mudah, tapi cara ini tidak personal dan feel dari spesialnya tidak se-spesial kalau kita mendapatkan kartu ucapan secara fisik."
"Saya pribadi pada saat saya dapat kartu ucapan dari suplier ke saya pribadi, saya bisa merasakan bahwa mereka serius perhatikan saya. Kalau hanya lewat whatsapp, ya boleh tapi mungkin enggak se-spesial orang yang kasih kartu ya," ujar Yustian.