SOROT 576

Gangguan Jiwa karena Gawai

Anak bermain HP atau gadget.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Kehidupan RI, seorang mahasiswa di Kota Bekasi, Jawa Barat, berubah sejak sekitar 3,5 tahun yang lalu. Ia kini kerap merasa gelisah dan tak bisa lagi tidur nyenyak. Waktu tidurnya juga bertambah pendek. RI hanya mampu tidur maksimal empat jam dalam satu hari.

Reaksi Hakim Konstitusi Dengar Bunyi Handphone saat Sidang Sengketa Pileg di MK

Semua kondisi itu terjadi sejak RI kecanduan main game online. Game tersebut ia unduh ke ponselnya, dan dimainkan kapan saja ia mau. RI mengakui, ia sudah tak bisa melepaskan diri dari benda tersebut. 

Sejak bangun tidur pagi hari, hingga malam menjelang tidur, ponsel akan terus berada dalam genggamannya.

Pentingnya Menetapkan Batasan Gadget pada Anak, Para Orang Tua Harus Tahu

"Pokoknya hp enggak pernah dilepas. Rasanya kalau enggak megang hp itu seperti ada yang kurang dalam saya menjalani hidup sehari-hari," ujarnya kepada VIVAnews.

RI mengaku sudah sejak lebih tiga tahun yang lalu mengalami situasi tersebut. Awalnya ia mengira dirinya masih normal, karena banyak orang juga sepertinya. 

Pengakuan Pelaku Begal Siswa SMP di Depok Usai Ditangkap: Incar Anak Sekolah Bawa HP

ilustrasi wanita dan gadget.Ilustrasi perempuan dan gadget

Ia menyadari mulai kecanduan setelah semakin tak mampu berpisah dengan ponselnya. Padahal, kadang RI merasakan matanya sakit karena terlalu lama menatap layar. 

Telinganya juga sakit karena sering menggunakan headset. Tapi RI seperti tak berdaya, ia tak bisa meninggalkan ponselnya terlalu lama.

Mahasiswa berusia 20 tahun itu berkisah, awalnya bermain handphone karena mengusir sepi. Ia tak punya banyak teman di dunia nyata, dan merasa nyaman dengan menghabiskan waktu di dunia maya. 

Ia semakin susah melepas gawai setelah kecanduan bermain game online. RI mengaku mampu menghabiskan waktu untuk menatap layar online untuk bermain game antara  6 hingga 7 jam. 

Selebihnya RI menggunakan ponsel untuk menelusuri media sosialnya. Ia punya akun di Facebook dan Instagram. RI juga suka menonton Youtube, berkirim kabar atau cerita menggunakan WhatsApp dan Line.

"Saya biasanya tidur jam 2 pagi, bangun jam 5. Dan langsung pegang hp lagi. Saya main game Mobile Legend, Call of Duty Mobile," tuturnya. 

Di Mobile Legend dia memiliki peringkat yang bagus. "Kalau saya tinggalkan, saya merasa eman (sayang), makanya saya main game itu terus," katanya.
 
Jika tak memegang ponsel, RI merasa ada hampa, gundah, dan gelisah. Ada yang kurang. Ia mengibaratkan seperti tak punya uang. Tak bisa jajan, tak bisa jalan ke mana-mana. 

RI akan gelisah ketika baterai handphone habis dan tak menemukan tempat untuk mengisi ulangnya. Ketika kuota data habis, RI juga akan melakukan berbagai cara agar tetap bisa segera terkoneksi dengan internet. Bahkan jika terpaksa meminjam uang, ia akan tetap lakukan.

Telepon - smartphone - mobile phone - hp - gadget - internet - generasi milenialApapun dilakukan agar tetap bisa bermain gadget

Kisah RI sama dengan yang dialami oleh AQ, pelajar di Ciputat, Tangerang Selatan. AQ, 19 tahun, mengatakan, tak seharian penuh memegang ponsel. Tapi ia merasa tak enak jika tak memegang handphone. Pergi ke mana pun, AQ akan selalu membawa smartphone dan menggunakannya untuk bermain game, chatting, dan media sosial.

"Saya kecanduan hp sejak punya hp sendiri. Sejak empat tahun lalu. Paling bikin candu karena buat main game online," ujarnya kepada VIVAnews.

AQ mengaku jadi kecanduan game karena seru dan asyik. Main game juga membuatnya merasa rileks dan terhindar dari rasa jenuh. Selain main game, ujar AQ, ia menggunakan ponsel untuk mencari tahu sesuatu, termasuk tentang pelajaran dan membaca berita.

Sekarang, kalau sehari tak memegang handphone, ia merasa ada yang hilang, dan membuatnya tak tahu mau melakukan apa, juga mudah jenuh.

Kehabisan pulsa data juga mulai menjadi hal yang bikin AQ tak nyaman. "Terasa beda kalau hp hanya buat menelpon dan sms saja. Ya bikin jenuh juga," ujarnya.

Seorang remaja berusia 14 tahun, RK, mengaku sejak kecil sudah dibelikan gawai oleh ibunya. Awalnya ia hanya menggunakan gawai itu untuk menonton Youtube. 

Tapi belakangan ia mulai rutin bermain game. Tapi RK mengaku masih bisa mengendalikan diri. Ia membatasi main handphone hanya tiga hingga empat jam, setelah pulang sekolah.

Tapi RK mengatakan, tak mungkin dalam sehari ia tak memegang ponsel. "Rasanya enggak enak. Kayak ada yang hilang gitu," ujarnya. RK juga memastikan, dirinya tak pernah ngambek meski kuota habis dan orangtuanya tak membelikan.

Yanti, ibu RK, menganggap tak ada yang salah dengan memberikan gawai pada anaknya. Sebab, sekarang sudah menjadi tuntutan zaman yang telah memasuki era digital. 

Ia yakin masih bisa mengontrol RK agar tak berlebihan dan kecanduan. Yanti juga tak merasa keberatan membelikan RK pulsa data agar ia tetap bisa menggunakan gawainya untuk bermain.

Ilustrasi kencan dengan PSK

Waspada, Modus Kencan Fiktif Lewat Mechat Sasar Pria Hidung Belang

Pelaku menggunakan foto wanita yang diambil dari Facebook dan kemudian memasangnya di aplikasi kencan Mechat dengan nama fiktif. Pelaku kemudian memeras korban.

img_title
VIVA.co.id
15 Mei 2024