Kisah Seorang Wanita Nge-prank Presiden Soeharto dan Masyarakat Indonesia Sampai Bikin Heboh Dunia

Kisah Seorang Wanita Ngeprank Presiden Soeharto dan Masyarakat Indonesia Sampai
Sumber :
  • Tangkapan Layar Tiktok

VIVA – Kisah seorang penipuan tingkat tinggi yang menghebohkan masyarakat Indonesia bahkan dunia terjadi pada masa Soeharto berkuasa, tepatnya pada tahun 70-an. Meskipun dia tidak tamat SD, ia tampaknya memiliki gagasan brilian yang dapat membodohi semua orang Indonesia, termasuk pemimpin pemerintah dan ulama.

Heboh TikTokers Galih Loss Diduga Lecehkan Islam, Tim Siber Polri Langsung Turun Tangan

Wanita asal Aceh, Cut Zahara Fona, mengatakan dia mengandung janin ajaib karena bisa berbicara dan mengaji.

Kisah Seorang Wanita Ngeprank Presiden Soeharto dan Masyarakat Indonesia

Photo :
  • Tangkapan Layar Tiktok
TikToker Galih Loss Minta Maaf Usai Prank Teriaki Ojol Begal Motor Berujung Hujatan Netizen

Untuk menyaksikan fenomena ajaib itu, masyarakat yang penasaran berbondong-bondong mendatangi Cut Zahara Fona. Mereka rela berbaris demi mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan janinnya berbicara secara langsung dari perut ibu, tentunya dengan bayaran yang sudah ditentukan.

Setelah ditanya tentang keanehan tersebut, beberapa ulama memberikan komentar yang mungkin mendukung berita aneh tersebut. Menurut ulama, kemampuan janin dalam perut untuk mengaji adalah bukti kekuatan Tuhan.

Ivan Gunawan Ultimatum Penjual Online yang Palsuin Produknya: Udah Buat Ibadah, Nipu Lagi

Kun fayakun, jika Tuhan menghendaki apapun bisa terjadi. Ini adalah tanggapan para ulama.

Pendiri Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Hamka, juga berpendapat seperti itu. Meskipun Buya sebenarnya tidak percaya bahwa janin dalam perut dapat mengaji. Namun, saat ditanya oleh wartawan, dia hanya mengatakan bahwa hal itu dapat terjadi jika Tuhan menghendakinya.

Sangat luar biasa bahwa kasus janin yang mampu mengaji itu sampai dipercayai oleh Wakil Presiden Adam Malik. Adam Malik diyakinkan adiknya bahwa janin yang mampu mengaji itu benar adanya. Wakil Presiden saat pemerintahan Soeharto ini kemudian mengundang Cut Zahara Fona untuk hadir di Istana.

Waktu itu, Perdana Menteri Malaysia Tengku Abdul Rahman Putra juga tertarik dengan fenomena janin yang bisa mengaji.

Perdana Menteri Malaysia itu, seperti Adam Malik, percaya bahwa janin dalam perut dapat mengaji. Setiap hal dapat terjadi jika Tuhan menghendakinya. Fakta bahwa Perawan Maria dapat melahirkan bayi Isa adalah bukti yang paling nyata.

Namun, Dokter Herman Susilo, Kakanwil Kesehatan DKI, memiliki suara yang berbeda. Dokter Herman menyatakan bahwa tidak mungkin bagi janin untuk mengaji, karena bayi dalam rahim tidak dapat membuka mulut atau bernafas dengan cara yang normal, sehingga mereka tidak dapat mengeluarkan suara.

Dokter Herman diancam akan dibunuh karena menentang arus oleh orang-orang fanatik yang percaya bahwa bayi dalam perut tersebut dapat mengaji. Dokter Herman segera bersembunyi untuk menghindari ancaman itu. Dokter Herman yang tinggal di Ciganjur, meninggal tahun 1998. Namun, pada akhirnya, dokter Herman Susilolah terbukti benar.

Bayi ajaib yang mampu membaca Al Quran ketika masih dalam rahim ibunya adalah palsu atau kebohongan belaka.

Kedustaan Cut Zahara berakhir di Banjarmasin saat Kapolda memerintahkan penggeledahan melalui anak buahnya.

Setelah berpura-pura datang dengan alasan ingin mendengarkan suara si janin bersama istrinya dan beberapa polisi, Kapolres Banjarmasin berhasil meringkus Cut Zahara. Dengan strategi yang jitu, ia dan timnya kemudian menyingkap kain Cut Zahara dan menemukan rekaman tape.

Cut Zahara akhirnya dipenjara setelah kedoknya terbuka. Dia sempat melarikan diri, tetapi akhirnya ditangkap lagi.

Kisah Seorang Wanita Ngeprank Presiden Soeharto dan Masyarakat Indonesia

Photo :
  • Tangkapan Layar Tiktok

Tak mengherankan jika Cut Zahara Fona akhirnya disebut sebagai penipu hebat yang berhasil masuk ke istana hingga membuat Wapres Adam Malik menjadi korbannya.

Teknologi rekaman tape masih baru di Indonesia pada tahun 1970-an, kata peneliti sejarah Asvi Warman Adam dari LIPI. Masyarakat tidak menaruh curiga pada tindakan Cut Zahara karena tape recorder kecil yang biasa dipakai wartawan pada saat itu belum dikenal oleh masyarakat umum.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya