Terungkap Alasan Satu Juta Warga Indonesia Lebih Pilih Berobat Keluar Negeri

Ilustrasi Patologi, dokter bedah
Sumber :
  • Pixabay/ Mitrey

JAKARTA – Pertengahan tahun ini, presiden Joko Widodo menyoroti tentang banyaknya masyarakat di Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri. Diketahui hampir satu juta orang setiap tahunnya untuk berobat keluar negeri.

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya Jabat Plh Sekda Medan, Ini Penjelasan Benny Siregar

Dari banyaknya jumlah tersebut, setidaknya ada Rp175 triliun devisa yang hilang lantaran masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri. Beberapa daerah di Indonesia khususnya di Sumatera diketahui banyak yang memilih untuk berobat ke luar negeri, salah satunya Sumatera Utara. Scroll lebih lanjut ya.

Walikota Medan, Bobby Nasution mengungkap bahwa Sumatera Utara menjadi provinsi kedua di pulau Sumatera dengan angka warganya yang banyak berobat ke luar negeri. 

Chery Malaysia Recall 600 Unit Omoda 5 Buntut Viralnya As Roda Belakang Patah

“Per hari ini Sumatera Utara peringkat kedua di pulau Sumatera yang masyarakatnya banyak ke Malaysia dan Singapura lebih dari 200 ribu berobat ke Malaysia dan Singapura. Pertama Kepulauan Riau 700-ribuan,” kata dia di Jakarta, Senin 9 Oktober 2023.

Prabowo Terima Kunjungan Menhan Malaysia Bahas Kerja Sama Bidang Pertahanan

Dari 200-ribu warga yang berobat ke luar negeri, Bobby menyebut lebih dari Rp6 T, angka yang potensi loss yang ada di kota Medan. 

“Kita ibukota provinsi lebih banyak rs dibanding ibukota lain. Pertama kita ingin gerakkan dari medical tourism ini adalah bagaimana Rp 6T loss bisa minimal setengah atau lebih masuk kembali ke Medan (di rumah sakit),” jelasnya.

Padahal kata menantu Jokowi ini tenaga medis baik dokter atau perawat di Medan atau di Indonesia tak kalah bagusnya dengan tenaga medis di luar negeri. Namun demikian diakuinya kekurangan Indonesia sehingga menyebabkan orang banyak memilih berobat ke luar negeri lantaran hospitality.

“Yang menjadi potensi kita kalah bersaing tentang hospitality itu faktor utama kita jauh dibanding medis di luar negeri. Permasalahan kedua di Medan kalah saing dari sisi promosi. Promosi pemerintah Malaysia untuk rumah sakit bisa 2x di mal promo luar biasa apalagi setelah covid. Promo sangat luar biasa di mal kita di waktu ramai bisa hadir bawa promo,” ujarnya.

Ilustrasi obat suntik diabetes

Photo :
  • People

Selain hospitality alasan masyarakat di Sumatera Utara lebih memilih berobat ke luar negeri lantaran masalah biaya tiket pesawat. Diungkapnya bahwa tiket pesawat ke luar negeri lebih murah dibanding ke dalam negeri. 

“Kendala jarak dari Medan ke Malaysia dan Singapur sangat dekat tiket kita murah dibanding ke dalam negeri tiketnya lebuh mahal,” ujarnya.

Sementara itu, dia mengungkap masyarakat yang ingin melakukan cek up atau berobat tidak perlu lagi keluar negeri. Sebab sudah ada 12 rumah sakit yang memiliki keunggulan di masing-masing bidang.  

“Kita lagi buat sistemnya misalnya dari 12 rumah sakit yang kita umumkan prioritas kesehatannya dimana nanti misalnya yang mau berobat dari aplikasi bisa ngecek dia fokus di jantung nanti ada rekomendasi dokter atau rumah sakit tindakan segala macem bisa langsung apply di aplikasi tersebut. Jadi dari luar Medan bisa langsung dilayani tanpa perlu menunggu di rumah sakit. Itu sedang kita buat sistemnya,” jelasnya. 

Medical Tourism

ilustrasi hukum pasien dengan dokter

Photo :
  • vstory

Sementara itu Staf Khusus Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof Laksono Trisnantoro menjelaskan bahwa medical tourism sendiri ada dua yakni orang sakit atau mengharuskan pengobatan. Kedua orang sehat yang menginginkan kebugaran yang potensinya sangat besar atau dikenal medical wellness. 

“Untuk Wellness ada disebut medical wellness orang itu untuk sehat ingin lebih sehat lagi ini yang bisa dikembangkan untuk resort-resort di seluruh Indonesia,” jelasnya.

Prof Laksono memberi contoh di Eropa tradisi wellness di Alpen dan water thermal yang bisa menarik minat masyarakat dunia.

“Saya meliat Eropa di sana tradisi medical wellness di Alpen dan water thermal di outbound itu ratusan tahun dan tempat wisata di situ ada diagnositc centernya di kita belum ada satu pun,” ujarnya. 

Laksono menambahkan kemenkes  untuk orang sakit dan wellness kita kembangkan ke seluruh destinasi wisata yang ada alam, resort  yang mungkin ada geothermal seperti pemandian air panas Guci di Jawa Tengah.

“Kami di Kemenkes untuk orang sakit dan wellness kita kembangkan ke seluruh destinasi wisata yang ada alam, resort   syukur kalau ada kayak geothermal untuk air kayak di Guci. Di guci air panasnya hanya untuk mandi dan berenang tidak ada yang pakai untuk thermal care. Di Alpen mahal banget tapi di kita belum. Kami di kemenkes mendorong resort-resort bekerja sama dengan rumah sakit untuk medical wellness,” ujarnya.

Dia juga menyinggung terkait dengan paket wisata medis di sejumlah daerah tujuan wisata. Sehingga orang menjadi lebih sehat lagi

“Contoh di Bali kita masuk di medical wellness dengan satu visi bahwa contoh medical check up repeated 1 orang bisa setahun sekali, misal tahun tahun ini check up di Bali ditambah dengan paket 3 hari semacam healing ke tempat wisata kuliner macem-macem. Tahun depan ke Toba di sana ada rumah sakit untuk check up nanti kemana baru tahun depan ke Labuan Bajo. Bagaimana kita menggabungkan antara keindahan alam, kuliner yang sehat, dan medical supaya orang tambah sehat,” ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya