Kisah Putra Para Dai Kondang Soal Bagaimana Mereka Dididik

Source : Republika
Source : Republika
Sumber :
  • republika

Amer juga mengatakan, Ustaz Arifin Ilham tidak pernah memaksa anak untuk menjadi seperti dirinya. Keberadaan Amer sekarang pun bukan menggantikan, tetapi hanya melestarikan apa yang telah dikerjakan Ustaz Arifin Ilham. Siapa saja, tidak hanya kalangan keluarga, bisa melakukan itu. "Apapun yang abi ajarkan kepada kita dan kita melakukannya, itu sudah termasuk melestarikan," ujarnya.

Putra Ustaz Jefri Al-Buchori, Abidzar Al-Ghifari, mengungkapkan telah berniat untuk meneruskan dakwah almarhum ayahnya. Meski dia mengakui masih memiliki ilmu yang terbatas sehingga masih harus banyak belajar.

Selama ini Abidzar menyadari, banyak orang yang bertanya mengapa tidak menjadi pendakwah dan malah menjadi artis sinetron. Namun, dia menegaskan akan meneruskan dakwah sang ayah pada waktu yang tepat. "Dan aku mau melanjutkan pesantren beliau yang Pondok Pesantren Ash-Shohabah itu," ungkapnya.

Hamas Syahid, dalam kesempatan itu menyampaikan soal bagaimana orang tua mendidiknya hingga menjadi hafiz. Dia diwajibkan untuk shalat berjamaah di masjid dan setelah shalat Maghrib harus menyetor hafalan dan membaca Alquran bersama di ruang tamu rumahnya. Jika tidak shalat di masjid, maka dia akan dimarahi sang ayah.

Sholat Subuh, diakui Hamas, memang paling susah untuk ditunaikan di masjid sehingga ia sampai mengunci pintu kamarnya agar bisa terus tidur. "Makanya pagi-pagi itu pintu selalu digedor-gedor sampai keluar kamar. Itu waktu saya SMP-SMA. Nah ini jadi pelajaran sampai sekarang. Jadi abi itu lebih mengajarkan disiplin dan umi lebih ke hafalan Alquran," kata dia.