Logo WARTAEKONOMI

5G, Akankah Bernasib Sama Seperti Concorde?

5G, Akankah Bernasib Sama Seperti Concorde? (FOTO: Unsplash/Rawpixel)
5G, Akankah Bernasib Sama Seperti Concorde? (FOTO: Unsplash/Rawpixel)
Sumber :
  • wartaekonomi

"Pada dasarnya itu berarti bahwa operator telekomunikasi harus terus menambahkan berbagai struktur pendukung untuk memperpanjang jalur 5G. Di dunia nyata, struktur pendukung itu disebut basestation (perangkat pengirim dan penerima sinyal) dan digunakan untuk memperluas jangkauan nirkabel," tambah dia.

5G tidak hanya membutuhkan lebih banyak base stations, biaya setiap stasiun kemungkinan jauh lebih mahal. Menurut perkiraan konservatif, diperlukan 4,0 hingga 5,0 kali lebih banyak base station untuk mendukung teknologi 5G. Biaya setiap base station 5G mungkin 20 hingga 30 persen lebih tinggi, serta mengonsumsi daya tiga kali lebih banyak. Dapatkah Anda membayangkan hidup di dunia, yang dikelilingi oleh begitu banyak base station?

Mobil otonom digadang-gadang sebagai bukti penerapan teknologi 5G. Sementara sebagian besar pemain 5G mengklaim bahwa 5G beroperasi pada tingkat latensi kurang dari 30 milidetik, angka itu masih jauh di atas tingkat yang diperlukan oleh mobil otonom agar berfungsi lebih optimal (1 hingga 2 milidetik). Dengan mempertimbangkan faktor tersebut, investasi besar-besaran juga harus dilakukan di bidang itu.

Singkatnya, peluncuran jaringan 5G membutuhkan modal sangat besar. Yang lebih penting, apakah konsumen bersedia menanggung biaya untuk menikmati segala "kenyamanan" teknologi 5G?

Ia tidak berpendapat demikian, kecuali jika 5G dapat membantu konsumen mengakses kenyamanan baru, atau memangkas biaya di tempat lain. Perusahaan, di sisi lain, mungkin akan bersedia merogoh kocek demi 5G jika hal tersebut membantu mereka mendapatkan sumber pendapatan baru bagi bisnis mereka.

Potensi penerapan teknologi 5G mengalami nasib sama dengan kehebohan terkait teknologi tersebut. Pengembangan kendaraan otonom, misalnya, terlambat beberapa tahun dari rencana. Sejauh ini, kendaraan hanya dapat berjalan dengan dikendarai oleh pengemudi atau sepenuhnya otonom hanya di jalur-jalur tertentu. Kebutuhan praktis untuk 5G sulit untuk dibenarkan jika tidak diiringi dengan keberhasilan pengembang dalam menempatkan kendaraan otonom di jalan bebas hambatan.

Dalam kenyataan, kecepatan yang ditawarkan oleh teknologi 4.5G lebih dari cukup untuk sebagian besar penggunaan konsumen dan perusahaan. 4.5G berfungsi sebagai saluran efektif untuk mengatasi tantangan teknis jangka pendek dalam meluncurkan layanan 5G, sembari mempertahankan kompatibilitas dengan perangkat dan infrastruktur 4G yang ada.