Logo DW

Instagram dan Realita di Balik Dunia

picture-alliance/dpa/J. Schmitt-Tegge
picture-alliance/dpa/J. Schmitt-Tegge
Sumber :
  • dw

Lantas siapa yang bertanggung jawab atas kesehatan mental pengguna media sosial? Perusahaan media sosial sendiri lebih tertarik dengan cara-cara untuk membuat pengguna bertahan lama dalam aplikasi tersebut dan mendapatkan keuntungan. Mereka bereksperimen untuk menemukan cara agar perhatian pengguna tetap tertuju kepada media tersebut.

Menurut Grimm pihak sosial media harus memegang tanggung jawab. Namun kita tidak bisa berharap bahwa mereka akan mengubah cara kerja sistem yang mungkin akan berdampak negatif terhadap bisnis mereka. Oleh karena itu ia memiliki sebuah visi lain, yaitu sebuah sarana baru yang melindungi data dan kebebasan pribadi, serta kesehatan mental.

Bagaimana dengan influencer?

Victoria van Violence mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap algoritme Instagram yang sering berubah. Algoritme yang baru menyebakan foto-fotonya tidak muncul di laman pengikutnya.

Ia yakin bahwa perubahan pada platform tersebut akan selalu ada, begitu juga dengan perubahan dalam bidang pekerjaan sebagai influencer. Ia juga menambahkan bahwa hampir tidak ada influencer yang aktif di Facebook sebagaimana di Instagram.

Jika membahas tentang tanggung jawab, maka baginya Influencer harus jadi pihak yang memegang tanggung jawab. "Orang-orang yang mengunggah konten secara profesional harus lebih transparan,” katanya. Ia juga mengingatkan bahwa tidak semua yang ada di Instagram itu autentik.

Grimm berharap di masa depan akan ada lebih banyak influencer yang lebih paham dengan penggunaan media sosial dengan baik.