Kelaparan bagi Warga Afghanistan Sama Menakutkan dengan Corona
- bbc
Namun situasinya masih sangat rentan.
- Kisah perempuan yang menyusui bayi-bayi yatim akibat serangan bersenjata di rumah sakit
- Bayi, ibu, dan perawat tewas dalam serangan bersenjata; `ketika meliput Afghanistan, tidak ada berita yang positif`
- `Kasus virus corona` di istana kepresidenan Afghanistan
Beberapa minggu lalu, seluruh tes di semua laboratorium dihentikan karena bahan cairan laboratorium reagen habis karena pasokan global menipis. Reagen adalah substansi yang dipakai dalam tes Covid-19.
"Saya mengalami malam-malam tanpa tidur," kata Dr Rik Peeperkorn, yang memimpin World Health Organization (WHO) di Afghanistan. "Kami berhasil mendapat sejumlah kecil dan meneruskan tes dalam dua hari."
Dua bulan lalu, Afghanistan tak punya laboratorium yang mengerjakan tes Covid-19. Kini ada sembilan pusat tes didirikan dengan bantuan WHO, dengan rencana untuk mengembangkan lebih banyak lagi.
"Kami perlu mengetes lebih banyak untuk memahami bagaimana virus ini menyebar," kata Dr Peeperkorn, yang sudah menghabiskan tujuh tahun bekerja di sektor kesehatan di Afghanistan. "Kami kekurangan pasokan sumber daya dan solidaritas global."
Puncak virus corona di Afghanistan bulan depan
Jumlah infeksi yang kecil di Afghanistan dianggap positif sekaligus membingungkan.
Tanggal 19 Maret, ada sekitar 7.600 kasus positif dan 200 kematian. Ini berbeda sekali dengan Iran yang punya 122.000 kasus dan 7.000 kematian - dan diduga angka sesungguhnya jauh lebih tinggi.
Tanda tanya masih membayangi terkait masuknya lebih dari 200.000 orang Afghanistan menyeberang perbatasan ketika virus mulai menyerang.