Logo BBC

Kelaparan bagi Warga Afghanistan Sama Menakutkan dengan Corona

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Pejabat PBB mengatakan mereka yakin penyakit ini akan mencapai puncaknya di Afghanistan kira-kira dalam sebulan ke depan. Namun ada juga kekhawatiran penyakit ini menyebar tanpa terdeteksi.

Sampel yang diambil secara acak dari 500 orang penduduk Kabul mengkhawatirkan karena hampir 30% hasil tes positif.

`Jaga jarak sulit dilakukan karena bukan budaya kami`

Seperti di banyak negara lain, media di Afghanistan dipenuhi pesan "jaga jarak" dan "cuci tangan".

Di provinsi Nangarhar, Gubernur Shah Mahmood Miakhel, mencontohkan dengan cara menyumbangkan gajinya untuk membantu mengatasi pandemi.

"Saya berhenti berjabat tangan tiga bulan lalu," katanya. Ketika teman lamanya dan para tamu terhormat muncul di pemakaman seorang pejabat kepolisian, ia bergeming di bawah tekanan sosial yang sangat besar.

"Itu sangat sulit diterima masyarakat," katanya. "Saya gembira dengan keputusan saya. Namun jaga jarak itu sangat sulit sekali dalam budaya kami."

Menjelang akhir Ramadan dan datangnya Idul Fitri, karantina di beberapa kota besar dilonggarkan. Namun pejabat Afghan meningkatkan peringatan ketika jumlah kasus meningkat.

"Virus corona tak akan membunuh kami, tapi kami akan mati kelaparan"

Beberapa minggu lalu, pasar di banyak tempat di Afghanistan kehilangan pembeli karena toko-toko tutup.

Namun masih ada anak-anak bekerja di jalanan, berjualan masker untuk mencari uang agar keluarga mereka tetap bisa makan.