Logo BBC

PDIP: Adakah Masa Depan Politikus Muda Tanpa Darah Soekarno?

Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Wapres Jusuf Kalla, Cawapres Terpilih Maruf Amin, dan Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam Kongres V PDIP di Bali.
Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Wapres Jusuf Kalla, Cawapres Terpilih Maruf Amin, dan Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam Kongres V PDIP di Bali.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Dan Garda mulai menapaki jenjang karier politiknya saat dicalonkan sebagai anggota DPR dari Dapil Lampung II pada pemilu lalu. Tapi, karena gagal ke Senayan, saat ini ia tetap beraktivitas di internal partai.

Garda yakin, beragam peluang politik lain akan terbuka satu persatu untuknya. "Dari tingkat pusat sampai anak cabang, kaderisasi berjenjang berjalan. Semuanya mengakomodasi anak muda," ujarnya.

`Kedekatan ideologis` kerap menjadi faktor bergabungnya anak muda ke PDIP. Ketua DPC Purworejo PDIP, Dion Agasi misalnya, meneruskan jejak ayahnya, Rukma Setyabudi, yang lebih dulu menjadi kader banteng.

Dion yang kini berusia 30 tahun merupakan Ketua Komisi C DPRD Purworejo, sementara ayahnya menjabat Ketua DPRD Jawa Tengah.

Yohana Rukmaningrum, caleg PDIP di Bantul, Yogyakarta, pada pemilu lalu, juga pernah membenarkan faktor itu kepada BBC Indonesia. Perempuan berusia 29 tahun itu masuk PDIP karena ibunya bertahun-tahun dekat dengan partai banteng.

Meski sekelompok anak muda secara berkala bergabung ke PDIP, mantan petinggi partai itu, Eros Djarot, menyebut hanya yang berasal dari keluarga Soekarnolah yang dapat melenggang ke pucuk pimpinan.

Eros, yang keluar dari PDIP tahun 2002, menyebut kesepakatan tidak tertulis itu telah menjadi wacana dan diperbincangkan sejak beberapa tahun lalu.