Logo BBC

Kebun Binatang Putar Otak agar Rusa Tidak Dikorbankan ke Macan

Salah satu hewan karnivora yang dimiliki Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo.-FAJAR SODIQ
Salah satu hewan karnivora yang dimiliki Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo.-FAJAR SODIQ
Sumber :
  • bbc

"Bantuan itu hanya selama Mei, Juni dan Juli saja. Jadi masih kurang Rp20 juta. Terus kita kumpulkan teman-teman pecinta satwa untuk membuat donasi pakan," terang Bimo kepada wartawan Fajar Sodiq, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Setelah gagasan program donasi pakan itu disampaikan kepada publik, berbagai pihak menyambut baik. Bantuan-bantuan untuk pemenuhan kebutuhan pakan satwa TSJTJ mulai berdatangan, tak hanya dalam bentuk pakan, tapi juga dalam wujud donasi uang.

"Bantuan dari pemerintah Rp100 juga itu untuk membeli daging sapi, daging ayam, rumput gajah, dan buah-buahan. Sedangkan donasi yang masuk ke rekening pun cukup banyak sampai Rp300 juta," sebut Direktur Utama TSTJ Solo, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso.

Dengan bantuan tersebut, Bimo memperkirakan pihaknya bisa memenuhi kebutuhan pakan untuk 405 ekor satwa yang terdiri dari 80 spesies hingga akhir September mendatang.

Akan tetapi, walau biaya kebutuhan pakan telah terpenuhi, biaya operasional pengelolaan TSTJ belum mencukupi.

"Porsi kebutuhan pakan paling banyak dan setiap hari itu daging ayam, daging sapi, rumput gajah, buah-buahan. Kami tidak melakukan perubahan atau pengurangan apapun menu pakan. Justru kami lebih berhati-hati dalam hal menjaga kesehatan satwa maupun manusianya.

Untuk menyiasati kekurangan dana, pengelola Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo muncul dengan ide pembayaran tiket di muka seharga Rp20.000 per orang, yang bisa digunakan hingga Desember 2021.

Bimo mengaku kaget dari hasil penjualan tiket itu. Sebab, dari target penjualan sebanyak 10.000 lembar tiker, ternyata yang laku terjual mencapai 62.000 lembar tiket.

"Untuk operasional membayar gaji karyawan, tagihan listrik dan air, kami menjual presale. Dengan terjual 62.000 tiket maka jumlah uangnya mencapai Rp1,2 miliar. Akhirnya, biaya pakan dan operasional tercover semua," paparnya.

Sementara itu, Janu Wahyu Widodo, salah seorang pegiat satwa yang tergabung dalam Exalos Indonesia mengatakan bahwa pengelola TSTJ selalu mengajak komunikasi untuk penanganan koleksi satwa sejak pandemi Covid-19 melanda.